Minggu, 05 Februari 2012

Ketika cinta menyapa!

Siapa yang tidak gembira saat hatinya disapa oleh rasa cinta? Semua orang tak terkecuali akan bahagia dan gembira menyambut datangnya rasa cinta. Terutama ketika cinta menyapa kepada makhluk yang tergolong lawan jenis, seperti dunia hanya milik berdua. (yang lain ngontrak_red: hehee)
Saat cint itu mulai menyapa, berkata-kata dan saling berbisik rahasia, melikis jutaan bait membaur bersama debarang dan dugaan. Disanalah sesungguhnya keindahan itu biarkanlah tetap bahagia, indah dalam diam.
Karena jika dua deru gemuruh itu dipertemukan ditepian pantai hatimu, dua dinding itu akn bergetar hebat. Dan istana hatimu tidak lagi diam. Istana yang dulu kokoh, dinding keikhlasan yan dulu terjaga, maka tidak lama lagi akan runtuh di lembah cinta yang tidak halal.
Berada di tengah-tengah orng yang saling mencintai tentunnya merupakan sebuah nikmat. Banyak rupa yang akan kita jumpai pada cerita tentang cinta antara laki-laki dan perempuan. Bagi masyarakat kita pada umumnya, cinta antara dua sejoli biasa diwujudkan dalam ikatan pernikahan dan pacaran. Pernikahan dalah bagi mereka yang dianggap sudah serius dan ‘cukup umur’, sedangkan pacaran bagi mereka yang merasa belum siap untuk mengikatkan diri secara serius.
Merupakan hal yang lumrah dalam pandangan masyarakat, ketika dua anak manusia berjalan berdua, bergandengan tangan, dan bermesraan meskipun tanpa adanya ikatan pernikahan. Dan itulah yang membuat hati kita miris. Bagaimana mungkin sebuah perkara yang jelas-jelas tidak halal dianggap wajar? Bahkan dihalalkan? (Naudzubillah)
Hari hari Penuh Cinta
Banyak saudara muslim kita yang telah sukses untuk mencapai sebuah titik dimana perjuangan hidup yang sebenarnya dimulai (Menikah_red). Bagi mereka, kita ucapkan
     بَارَكَاللهُ لَكَ وَبَا رَكَ عَلَيْكَ وَجَمَعَ بَيْنَكُمَا فِيْ خَيْرٍ
“Semoga Allah memberi berkah kepadamu dan atasmu serta mengum-pulkan kamu berdua (pengantin laki-laki dan perempuan) dalam kebaikan.”  (HR. Penyusun-penyusun kitab Sunan, kecuali An-Nasai dan lihat Shahih At-Tirmidzi 1/316)

Inilah cara terbaik dn terindah untuk merayakan cinta. Selamat berjuang… semoga sakinah, mawaddah, rahmah, dan barokah…. Aamiin…
Disisi lain beberapa orang ternyata juga tengah mendapatkan anugerah. Sebuah rasa luar biasa yang mampu mengubah segala hal jadi indah dalam pandangan. Sebuah rasa yang mampu memekarkan bunga-bunga di taman hati. Sebuah rasa yang mampu menghangatkan sudut-sudut hati yang dingin. Hingga ia mampu menggelorakan semangat diri untuk terus indah, mewangi, dan membuncahkan rasa di dada untuk terus memberikan yang terbaik bagi seseorang yang dicintai.
Banyak hal lucu yang kita amati dri mereka. Ada yang jadi rajin untuk merias dan mempercantik diri, ada yang jadi rajin ikut kegiatan dimana si doi ada di sana. Ada berusaha mati-matian untuk menyukai hal-hal yang disukai oleh si doi. Ada yang jadi hobi curhat sana sini dengan mata berbinar-binar jika habis berjumpa dengan si doi. Ada pula yang jadi rajin menguntit si doi (lewat FB, Twitter, Tanya sana sini, de el el).

Ketika Cinta Menyapa Para aktivis Dakwah

Virus Cinta (Virus merah Jambu) tak pandang bulu menyerang manusia, tidak terkecuali mereka yang beridentitas status ikhwan ataupun akhwat. (Ikhwan/akhwat: sebutan bagi laki-laki/perempuan yang tertarbiyah atau aktivis dakwah). Ketika virus ini menyerang “pria atau wanita”, itu sudah biasa dan sudah menjadi menu sehari-hari, akan tetapi jika yang terjangkit adalah “ikhwan atau akhwat”,  maka butuh perhatian khusus dan lebih seksama. Rasa cinta yang seharusnya diprioritaskan untuk Allah dan Rasul-Nya melenceng kepada manusia yang telah menari-nari dalam fikiran. Para Ikhwah bisa berubah menjadi “petarung” tak kenal lelah banting tulang 24 jam untuk dakwah gara-gara virus merah jambu telah menyebar ke dalam hati.
Kadang kala, para ikhwah dan akhwat tidak sadar bahwa interaksi yang intens di antara mereka menjadi awal mula tumbuhnya benih-benih virus cinta dalam hati. Dengan alasan untuk dakwah, sms pun sering dikirimkan. Belum lagi jika mendengar suara akhwat yang (mungkin sudah dari sono nya) mendayu-dayu dan merdu, maka hati ikhwah mana yang takkan luluh lantah mendengarkannya. Dinding tinggi yang susah payah di bangun selama ini akan runtuh seketika. Begitupun dengan akhwat! Wanita lebih cenderung menggunakan perasaannya dari pada akalnya. Mendapat perhatian sedikit saja dari seorang ikhwan, maka berbunga-bungalah hati nya…
Pesan singkat seperti “ukhti bangun, mari kembali bertemu dengan Allah, menyemai cinta pada-Nya”, agar sabar dan tabah menjalani jalan perjuangan, “Ukhti…. Selamat berjuang… tetap istiqomah. Semoga Allah menyertai segenap langkah dan usaha yang anti lakukan…… (bla..bla..bla…)
Awalnya mungkin bisa saja, menggap bahwa Ikhwan yang mengirim sms tersebut berniat berdakwah. Kemudian di balas syukron jazakillah… (dan bla... bla.. .bla…). Tapi seiring waktu berjalan, sang akhwat menjadi gelisah dan H2C (Harap-Harap Cemas_red) jika sehari saja tidak mendapatkan sms dari sang ikhwan… sms berbalas,  benih cinta pun bersemi… akhirnya jadilah mereka sama-sama futur.
Beruntung jika ikhwa/akhwat ketika menyadari hadirnya anugerah cinta dalam hatinya, kemudian memilih untuk menata hati atau melakukan terminasi secara baik-baik. Namun, ada pula yang terus berusaha untuk menampik adanya anugerah itu. Hingga pada suatu titik, gelombang rasa menyeruak dan membuncah dari dalam hatinya yang bisa memporak-porandakan semua nya, sebab rasa itu dipendam terlalu lama tanpa penyesalan.
Memang benar bahwa jatuh cinta pada seseorang yang belum halal bagi diri kita adalah hal yang tidak dibenarkan. Berusaha untuk membentengi hati dari hal tersebut juga merupakan perkara yang susah-susah gampang. Namun, rasa itu hadir di dalam hati manusia dan yang memiliki kuasa atas hati manusia adalah Allah Azza wa Jalla.
Jadi, akankah kita menyalahkan Allah akan hadirnya rasa cinta itu di satu sisi hati kita? Atau akankah kita terus menyalahkan diri sendiri atas “kelalaian” kita dalam menjaga hati?
Allah dan rasul-Nya telah menetapkan cara yang terbaik untuk menghalalkan rasa cinta yaitu menikah. Dengan pernikahan, anugerah cinta akan terasa semakin indah, maka kau pun akan merasakan (“Nikmatnya Pacaran Setelah Menikah” --> penulis: Salim A. Fillah). Namun bagi yang belum mampu untuk menikah, beberapa hal yang dapat membantu untuk menata hati:
  • Berusaha ikhlas dalam beribadah
  • Banyak-banyak berdo’a kepada Allah agar dilepaskan dari jeratan setan yang menyesatkan.
  •  Berusaha untuk selalu menjaga pandangan, karena pandangan adalah anak panah syaitan.
  • Menyibukkan diri dalam aktivitas dakwah dan aktivitas yang bermanfaat
  • Menjauhi musik dan film percintaan
Demikianlah, setiap manusia tentu akan mengalami namanya cinta. Dan ketika cinta itu datang pda saat yang tidak diharapkan, kemudian menyuramkan hari-harimu, ingatlah! bahwa "kedukaan" itu punya fase. kenali  fase di mana kita berada, lalu bergegaslah menuju fase dimana bisa mengobati "dukamu" itu. sadarlah bahwa kita adalah manusia, bukan malaikat yang tak punya dosa. Jadi, marilah kita menyikapi anugerah ini gunakan cara yang manusiawi dan sesuai tuntutan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam.
(copas from ukhti andhyini abdillah)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar