Minggu, 05 Februari 2012

FENOMEN PALING MENGHARUKAN DI PENGADILAN SAUDI

Di salah 1 pengadilan Qasim, ber...diri Hizan al Fuhaidi dg air mata yg bercucuran shg membasahi janggutnya,,!! Knp? Krn ia kalah terhadap perseteruannya dg saudara kandungnya!!
Tentang apakah perseteruannya dg saudaranay?? Ttng tanah kah?? atau warisan yg mereka saling perebutkan??
Bkn krn itu semua!! Ia kalah terhdp saudaranya terkait pemeliharaan ibunya yg sdh tua renta & bahkan hanya memakai sebuah cincin timah di jarinya yg tlh keriput,,
Seumur hidupnya, beliau tinggal dg Hizan yg selama ini menjaganya,,
Tatkala beliau telah manula, datanglah adiknya yg tinggal di kota lain, utk mengambil ibunya agar tinggal bersamanya, dng alasan, fasilitas kesehatan dll di kota jauh lbh lengkap drpd di desa,,
Namun Hizan menaolak dg alasan, selama ini ia mampu utk menjaga ibunya. Perseteruan ini tdk berhenti sampai di sini, hingga berlanjut ke pengadilan!!
Sidang demi sidang dilalui,, hingga sang hakim pun meminta agar sang ibu dihadirkan di majelis..
Kedua bersaudara ini membopong ibunya yg sdh tua renta yg beratnya sdh tdk sampai 40 Kg!!
Sang Hakim bertanya kpdnya, siapa yg lbh berhak tinggal bersamanya. Sang ibu memahami pertanyaan sang hakim, ia pun mnjawab , sambil menunjuk ke Hizan, "Ini mata kananku!" kemudian menunjuk ke adiknya sambil berkata, "Ini mata kiriku!!
Sang Hakim brpikir sejenak kmudian memutuskan hak kpd adik Hizan, brdasar kemaslahatan2 bagi si ibu!!

Betapa mulia air mata yg dikucurkan oleh Hizan!!
Air mata penyesalan krn tdk bisa memelihara ibunya tatkala beliau tlh menginjak usia lanjutnya!!
Dan, betapa trhormat dan agungnya sang ibu!! yg diperebutkan oleh anak2nya hingga seperti ini,,!!
Andaikata kita bisa memahami, bagaimana sang ibu mendidik kedua putranya hingga ia mnjdi ratu dan mutiara termahal bagi anak2nya!!

Ini adalah pelajaran mahal ttng berbakti,, tatkala durhaka sdh mnjadi budaya,,
"Ya ALLAH, Tuhan kami!! Anugerahkan kpd kami keridhoan ibu kami dan berilah kami kekuatan agar selalu bisa berbakti kepadanya!!" Aaamiiinn!!!
Lihat Selengkapnya

Hidayah Itu Mahal

Oleh Ummu Shofiyyah Al-Atsariyyah
 (ditulis oleh: Al-Ustadzah Ummu Ishaq Al-Atsariyyah)

Pernahkah terpikirkan bahwa kita tengah berada dalam anugerah yang tiada ternilai dari Dzat yang memiliki kerajaan langit dan bumi, sementara begitu banyak orang yang dihalangi untuk memperolehnya?

Kita bisa tahu ajaran yang benar dari agama Islam ini. Tahu ini haq, itu batil... Ini tauhid, itu syirik.... Ini sunnah, itu bid'ah... Lalu kita dimudahkan untuk mengikuti yang haq dan meninggalkan yang batil. Sementara, banyak orang tidak mengerti mana yang benar dan mana yang sesat, atau ada yang tahu tapi tidak dimudahkan baginya untuk mengamalkan al-haq, malah ia gampang berbuat kebatilan.
Kita dapat berjalan mantap di bawah cahaya yang terang-benderang, sementara banyak orang yang tertatih meraba dalam kegelapan.

Kita tahu apa tujuan hidup kita dan kemana kita kan menuju. Sementara, ada orang-orang yang tidak tahu untuk apa sebenarnya mereka hidup. Bahkan kebanyakan mereka menganggap mereka hidup hanya untuk dunia, sekadar makan, minum, dan bersenang-senang di dalamnya.

Apa namanya semua yang kita miliki ini, wahai saudariku, kalau bukan anugerah terbesar, nikmat yang tiada ternilai? Inilah hidayah dan taufik dari Allah l kepada jalan-Nya yang lurus.

 Dalam Tanzil-Nya, Allah l berfirman:

“Allah memberikan hidayah kepada siapa yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus.” (Al-Baqarah: 213)

Fadhilatusy Syaikh Al-’Allamah Muhammad ibnu Shalih Al-Utsaimin t menerangkan dalam tafsirnya bahwa hidayah di sini maknanya adalah petunjuk dan taufik. Allah l berikan hidayah ini kepada orang yang pantas mendapatkannya, karena segala sesuatu yang dikaitkan dengan kehendak Allah l maka mesti mengikuti hikmah-Nya. Siapa yang beroleh hidayah maka memang ia pantas mendapatkannya. (Tafsir Al-Qur’anil Karim, 3/31)


Fadhilatusy Syaikh Shalih ibnu Fauzan Al-Fauzan hafizhahullah ketika menjelaskan ayat:
beliau berkata, “Allah l tidak meletakkan hidayah di dalam hati kecuali kepada orang yang pantas mendapatkannya. Adapun orang yang tidak pantas memperolehnya, maka Allah l mengharamkannya beroleh hidayah tersebut. Allah Yang Maha Mengetahui, Maha Memiliki hikmah, Maha Mulia lagi Maha Tinggi, tidak memberikan hidayah hati kepada setiap orang, namun hanya diberikannya kepada orang yang diketahui-Nya berhak mendapatkannya dan dia memang pantas. Sementara orang yang Dia ketahui tidak pantas beroleh hidayah dan tidak cocok, maka diharamkan dari hidayah tersebut.”


Asy-Syaikh yang mulia melanjutkan, “Di antara sebab terhalangnya seseorang dari beroleh hidayah adalah fanatik terhadap kebatilan dan semangat kesukuan, partai, golongan, dan semisalnya. Semua ini menjadi sebab seseorang tidak mendapatkan taufik dari Allah l. Siapa yang kebenaran telah jelas baginya namun tidak menerimanya, ia akan dihukum dengan terhalang dari hidayah. Ia dihukum dengan penyimpangan dan kesesatan, dan setelah itu ia tidak dapat menerima al-haq lagi. Maka di sini ada hasungan kepada orang yang telah sampai al-haq kepadanya untuk bersegera menerimanya. Jangan sampai ia menundanya atau mau pikir-pikir dahulu, karena kalau ia menundanya maka ia memang pantas diharamkan/dihalangi dari hidayah tersebut. Allah k berfirman:
“Maka tatkala mereka berpaling dari kebenaran, Allah memalingkan hati-hati mereka.” (Ash-Shaf: 5)

 “Dan begitu pula Kami memalingkan hati dan penglihatan mereka seperti mereka belum pernah beriman kepadanya (Al-Qur’an) pada awal kalinya dan Kami biarkan mereka bergelimang dalam kesesatannya yang sangat.” (Al-An’am: 110) [I’anatul Mustafid bi Syarhi Kitabit Tauhid, 1/357]


Perlu engkau ketahui, hidayah itu ada dua macam:
1. Hidayah yang bisa diberikan oleh makhluk, baik dari kalangan para nabi dan rasul, para da’i atau selain mereka. Ini dinamakan hidayah irsyad (bimbingan), dakwah dan bayan (keterangan). Hidayah inilah yang disebutkan dalam ayat:
 “Sesungguhnya engkau (ya Muhammad) benar-benar memberi hidayah/petunjuk kepada jalan yang lurus.” (Asy-Syura: 52)

2. Hidayah yang hanya bisa diberikan oleh Allah l, tidak selain-Nya. Ini dinamakan hidayah taufik. Hidayah inilah yang ditiadakan pada diri Rasulullah n, terlebih selain beliau, dalam ayat:
 “Sesungguhnya engkau (ya Muhammad) tidak dapat memberi hidayah/petunjuk kepada orang yang engkau cintai, akan tetapi Allah lah yang memberi hidayah kepada siapa yang Dia kehendaki.” (Al-Qashash: 56)

Yang namanya manusia, baik ia da'i atau selainnya, hanya dapat membuka jalan di hadapan sesamanya. Ia memberikan penerangan dan bimbingan kepada mereka, mengajari mereka mana yang benar, mana yang salah. Adapun memasukkan orang lain ke dalam hidayah dan memasukkan iman ke dalam hati, maka tak ada seorang pun yang kuasa melakukannya, karena ini hak Allah l semata. (Al-Qaulul Mufid Syarhu Kitabit Tauhid, Ibnu Utsaimin, sebagaimana dinukil dalam Majmu’ Fatawa wa Rasa’il beliau, 9/340-341)

Saudariku, bersyukurlah kepada Allah l ketika engkau dapati dirimu termasuk orang yang dipilih-Nya untuk mendapatkan dua hidayah yang tersebut di atas. Karena berapa banyak orang yang telah sampai kepadanya hidayah irsyad, telah sampai padanya dakwah, telah sampai padanya al-haq, namun ia tidak dapat mengikutinya karena terhalang dari hidayah taufik. Sementara dirimu, ketika tahu al-haq dari al-batil, segera engkau pegang erat yang haq tersebut dan engkau empaskan kebatilan sejauh mungkin. Berarti hidayah taufik dari Rabbul Izzah menyertaimu. Tinggal sekarang, hidayah itu harus engkau jaga, karena ia sangat bernilai dan sangat penting bagi kehidupan kita. Ia harus menyertai kita bila ingin selamat di dunia, terlebih di akhirat. Bagaimana tidak? Sementara kita di setiap rakaat dalam shalat diperintah untuk memohon kepada Allah l hidayah kepada jalan yang lurus.

“Tunjukilah (berilah hidayah) kami kepada jalan yang lurus.” (Al-Fatihah: 6)

Bila timbul pertanyaan, bagaimana seorang mukmin meminta hidayah di setiap waktu shalatnya dan di luar shalatnya, sementara mukmin berarti ia telah beroleh hidayah? Bukankah dengan begitu berarti ia telah meminta apa yang sudah ada pada dirinya?

Al-Hafizh Ibnu Katsir t memberikan jawabannya: Allah l membimbing hamba-hamba-Nya untuk meminta hidayah, karena setiap insan membutuhkannya siang dan malam. Seorang hamba butuh kepada Allah l setiap saat untuk mengokohkannya di atas hidayah, agar hidayah itu bertambah dan terus-menerus dimilikinya. Karena seorang hamba tidak dapat memberikan kemanfaatan dan tidak dapat menolak kemudaratan dari dirinya, kecuali apa yang Allah l kehendaki. Allah k pun membimbing si hamba agar di setiap waktu memohon kepada-Nya pertolongan, kekokohan, dan taufik. Orang yang bahagia adalah orang yang diberi taufik oleh Allah k untuk memohon hidayah, karena Allah k telah memberikan jaminan untuk mengabulkan permintaan orang yang berdoa kepada-Nya di sepanjang malam dan di pengujung siang. Terlebih lagi bila si hamba dalam kondisi terjepit dan sangat membutuhkan bantuan-Nya. Ini sebanding dengan firman-Nya:“Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya…” (An-Nisa’: 136)

Dalam ayat ini, Allah k memerintahkan orang-orang yang telah beriman agar tetap beriman. Ini bukanlah perintah untuk melakukan sesuatu yang belum ada, karena yang dimaukan dengan perintah beriman di sini adalah hasungan agar tetap tsabat (kokoh), terus-menerus dan tidak berhenti melakukan amalan-amalan yang dapat membantu seseorang agar terus di atas keimanan. Wallahu a’lam. (Tafsir Al-Qur’anil 'Azhim, 1/38)

Berbahagialah dengan hidayah yang Allah l berikan kepadamu dan jangan biarkan hidayah itu berlalu darimu. Mintalah selalu kekokohan dan keistiqamahan di atas iman kepada Dzat Yang Maha Mengabulkan doa. Teruslah mempelajari agama Allah k. Hadirilah selalu majelis ilmu. Dekatlah dengan ulama, cintai mereka karena Allah k. Bergaullah dengan orang-orang shalih dan jauhi orang-orang jahat yang dapat merancukan pemahaman agamamu serta membuatmu terpikat dengan dunia. Semua ini sepantasnya engkau lakukan dalam upaya menjaga hidayah yang Allah k anugerahkan kepadamu. Satu lagi yang penting, jangan engkau jual agamamu karena menginginkan dunia, karena ingin harta, tahta, dan karena cinta kepada lawan jenis. Sekali-kali janganlah engkau kembali ke belakang. Kembali kepada masa lalu yang suram karena jauh dari hidayah dan bimbingan agama. Ingatlah:

“Maka tidak ada sesudah kebenaran itu melainkan kesesatan.” (Yunus: 32)

Kata Al-Imam Al-’Allamah Muhammad Jamaluddin Al-Qasimi t, “Kebenaran dan kesesatan itu tidak ada perantara antara keduanya. Maka, siapa yang luput dari kebenaran mesti ia jatuh dalam kesesatan.” (Mahasinut Ta’wil, 6/24)

Lalu apa persangkaanmu dengan orang yang tahu kebenaran dari kebatilan, semula ia berjalan di atas kebenaran tersebut, berada di dalam hidayah, namun kemudian ia futur (patah semangat, tidak menetapi kebenaran lagi, red.) dan lisan halnya mengatakan ‘selamat tinggal kebenaran’? Wallahul Musta’an. Sungguh setan telah berhasil menipu dan mengempaskannya ke jurang yang sangat dalam.

Ya Allah, wahai Dzat Yang Membolak-balikkan hati tetapkanlah hati kami di atas agama-Mu, di atas ketaatan kepada-Mu. Amin ya Rabbal ‘alamin ….

Wallahu ta'ala a’lam bish-shawab.

57 Hari

Oleh Niken Wulansari
Cuma 57 Hari Raya Islam Ntu
oleh Sukpandiar Idris Advokat Assalafy pada 24 September 2011 jam 0:35
Dari Uqbah bin Amir, "Sesungguhnya hari ARAfah, hari Nahr ( Tanggal 1o Dzulhijjah-ABu Hada), dan hari hari Tasyriq ( 11, 12 dan 13 Dzulhijjah-SI) adalah hari-hari kita umat Islam. Hari-hari itu adalah hari-hari makan dan minum" (HR.Nasai No.3004 dan lainnya, dan di shahihkan oleh Albany.

Ummu Abdillah binti Syaikh Muqbil mengatakan,' Jika 5 hari yang ada pada hadits di atas , di tambah dengan 'iedul fitri dan hari Jumat ( Mengapa hari Jumat di sebut Hari Raya?, note beserta dalilnya dah pernah ABu Hada Buat) yang merupakan hari pertama dalam setiap pekanmya sebagaimana yang disebutkan  dalam hadits dari Abu Hurairah" Kami adalah umat yang terakhir namun sekaligus umat yang pertama ( HR.Muttafaq 'alaihi) maka terkumpullah 7 hari 'Id bagi kaum muslimin  dan TIDAK BOLEH  bagi kaum muslimin untuk memilkii hari raya yang lebih dari 7 hari tersebut. Sumber Majalah Al-Furqon Ayawal 1432.

Komentar Abu Hada
Jika Mau di tambahkan hari Raya umat islam dalam 1 tahun> 5 hari raya Idul Adha +1 Hari 'Idul Fitri + 51 Hari Jumat= >57 Hari Raya, masih belum cukup?
Dengan demikian, Hari Raya Isra Miraj, Hari raya Maulid ( Mau Maulid Nabi Shallsllshu 'slsihi wasllam, hari lahir orang 'alim atau hari raya Orang tua, apa lagi hari raya/ hari lahir diri sendiri, juga harla-harla lembaga lainnya). Juga tak ada hari raya Anak Yatim, , Hari Raya Nuzul Quran. DEMIKIAN PULA HARI RAYA Yang di buat oeh negara hari raya kemerdekaan, hari raya Ibu, Hari Tani dan seterusnya. Juga hari raya kematian , Hari Raya yang dibalut dengan " Tasyakuran" ( baik itu syukuran naik pangkat, menempati rumah baru, naik kelas ,  rezeki nomplok , lolos dari maut, sembuh dari sakit parah dan lainnya. Sebentar lagi banyak yang merayakan walimah safar ( hari raya berangkat haji_AH)

Lebih parah lagi hari raya tahun baru 1 Januari , itu jelas miliknya kaum Protestan!.

Dengan demikian hari Raya dalam Islam adalah suatu yang telah di tetapkan oleh Allah ta'ala dan Rosulullah shallallahu 'alaihi wasllam dan bukan di tetapkan oleh manusia. Selesai.

Cikarang Barat, 24 Syawal 1432 H/ 23 September 2011 Jam.00.  WIB
Tukang Herbal, Cari Ilmu, n Advokat (0811195824)

blog-sukpandiaridrisadvokatassalafy.blogspot.com

MENGAPA WANITA HARUS BERHIJAB?

Selasa, 30 Nopember 2010 16:31:29 WIB



Pertanyaan ini sangat penting namun jawabannya justru jauh lebih penting. Satu pertanyaan yang membutuhkan jawaban yang cukup panjang. Jilbab atau hijab merupakan satu hal yang telah diperintahkan oleh Sang Pembuat syariat. Sebagai syariat yang memiliki konsekwensi jauh ke depan, menyangkut kebahagiaan dan kemashlahatan hidup di dunia dan akhirat. Jadi, persoalan jilbab bukan hanya persoalan adat ataupun mode fashion Jilbab adalah busana universal yang harus dikenakan oleh wanita yang telah mengikrarkan keimanannya. Tak perduli apakah ia muslimah Arab, Indonesia, Eropa ataupun Cina. Karena perintah mengenakan hijab ini berlaku umum bagi segenap muslimah yang ada di setiap penjuru bumi.



Berikut kami ulas sebagian jawaban dari pertanyaan di atas:



Pertama : Sebagai bentuk ketaatan kepada Allah dan RasulNya.

Ketaatan merupakan sumber kebahagian dan kesuksesan besar di dunia dan akherat. Seseorang tidak akan merasakan manisnya iman manakala ia enggan merealisasikan,mengaplikasikan serta melaksanakan segenap perintah Allah dan RasulNya.



Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman.



وَمَن يُطِعِ اللهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا



"Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar". [Al Ahzab:71]



Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.



ذَاقَ طَعْمَ الإِيماَنِ مَنْ رَضِيَ بالله رَباًّ وَبالإسْلامِ دِيْناً وَبِمُحَمَّدٍ رَسُوْلًا.



"Sungguh akan merasakan manisnya iman, seseorang yang telah rela Allah sebagaiRabb, Islam sebagai agama, dan Muhammad sebagai Rasul utusan Allah". [HR Muslim].



Kedua : Pamer aurat dan keindahan tubuh merupakan bentuk maksiat yang mendatangkan murka Allah dan RasulNya.



Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman.



وَمَن يَعْصِ اللهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلاَلاً مُّبِينًا



"Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan RasulNya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata". [Al Ahzab:36].



Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.



كُلُّ أُمَّتِي مُعَافىً إلاَّ المُجَاهِرُن.



"Setiap umatku (yang bersalah) akan dimaafkan, kecuali orang yang secara terang-terangan (berbuat maksiat)". [Muttafaqun alaih].



Sementara wanita yang pamer aurat dan keindahan tubuh sama artinya dia telah berani menampakkan kemaksiatan secara terang-terangan.



Ketiga : Sesungguhnya Allah memerintahkan hijab untuk meredam berbagai macam fitnah (kerusakan)



Jika berbagai macam fitnah redup dan lenyap, maka masyarakat yang dihuni oleh kaum wanita berhijab akan lebih aman dan selamat dari fitnah. Sebaliknya, masyarakat yang dihuni oleh wanita yang gemar bertabarruj (berdandan seronok), pamer aurat dan keindahan tubuh, sangatlah rentan terhadap ancaman berbagai fitnah dan pelecehan seksual serta gejolak syahwat yang membawa malapetaka dan kehancuran yang sangat besar. Jasad yang bugil jelas akan memancing perhatian dan pandangan berbisa. Itulah tahapan pertama bagi penghancuran dan pengrusakan moral dan peradaban sebuah masyarakat.



Keempat : Tidak berhijab dan pamer perhiasan akan mengundang fitnah bagi laki-laki.



Seorang wanita apabila memamerkan bentuk tubuh dan perhiasannya di hadapan laki-laki non mahram, jelas akan mengundang perhatian kaum laki-laki hidung belang dan serigala berbulu domba. Jika ada kesempatan mereka pasti akan memangsa dengan ganas laksana singa sedang kelaparan.

Seorang penyair berkata,



نظرة فإبتسامة فسلام * فكلام فموعد فلقاء.



"Berawal dari pandangan lalu senyuman kemudian salam disusul pembicaraan lalu berakhir dengan janji dan pertemuan".



Kelima : Seorang wanita muslimah yang menjaga hijab, secara tidak langsung ia berkata kepada semua kaum laki-laki,“Tundukkanlah pandanganmu, aku bukan milikmu dan kamu juga bukan milikku. Aku hanya milik orang yang dihalalkan Allah bagiku. Aku orang merdeka yang tidak terikat dengan siapapun dan aku tidak tertarik dengan siapapun karena aku lebih tinggi dan jauh lebih terhormat dibanding mereka.”



Adapun wanita yang bertabarruj atau pamer aurat dan menampakkan keindahan tubuh di depan kaum laki-laki hidung belang, secara tidak langsung ia berkata, “Silahkan anda menikmati keindahan tubuhku dan kecantikan wajahku. Adakah orang yang mau mendekatiku? Adakah orang yang mau memandangku? Adakah orang yang mau memberi senyuman kepadaku? Ataukah ada orang yang berseloroh,“Aduhai betapa cantiknya dia?”. Mereka berebut menikmati keindahan tubuhnya dan kecantikan wajahnya hingga mereka pun terfitnah.



Manakah di antara dua wanita di atas yang lebih merdeka? Jelas, wanita yang berhijab secara sempurna akan memaksa setiap lelaki untuk menundukkan pandangan mereka dan bersikap hormat ketika melihatnya, hingga mereka menyimpulkan bahwa dia adalah wanita merdeka, bebas dan sejati.



Oleh karena itu, Allah Subhanahu wa Ta'ala menjelaskan hikmah di balik perintah mengenakan hijab dengan firmanNya.



ذَلِكَ أَدْنَى أَن يُعْرَفْنَ فَلاَ يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللهُ غَفُورًا رَّحِيمًا



"Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Pengasih". [Al Ahzab : 59]



Wanita yang menampakkan aurat dan keindahan tubuh serta kecantikan parasnya, laksana pengemis yang merengek-rengek untuk dikasihani. Tanpa sadar mereka rela menjadi mangsa kaum laki-laki bejat dan rusak. Dia menjadi wanita terhina, terbuang, murahan dan kehilangan harga diri dan kesucian. Dan dia telah menjerumuskan dirinya dalam kehancuran dan malapetaka hidup.



SYARAT-SYARAT HIJAB

Hijab sebagai bagian dari syariat islam, memiliki batasan-batasan jelas. Para ulama pembela agama Allah telah memaparkan dalam tulisan-tulisan mereka seputar kriteria hijab. Setiap mukminah hendaknya memperhatikan batasan syariat berkaitan dengan hijab ini. Menjadikan Kitabullah dan Sunnah NabiNya sebagai dasar rujukan dalam beramal, serta tidak berpegang kepada pendapat-pendapat menyimpang dari para pengekor hawa nafsu. Dengan demikian tujuan disyariatkanya hijab dapat terwujud, bi’aunillah.



Diantara syarat-syarat hijab antara lain:



Pertama : Hendaknya menutup seluruh tubuh dan tidak menampakkan anggota tubuh sedikitpun selain yang dikecualikan. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman.



وَقُل لِّلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلاَيُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلاَّمَاظَهَرَ مِنْهَا وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ



"Dan katakanlah kepada wanita-wanita mukminat, hendaklah mereka menundukkan pandangan mereka dan janganlah menampakkan perhiasan mereka kecuali yang biasa nampak dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dada mereka". [An Nuur:31].



Dan juga firman Allah Subhanahu wa Ta'ala.



يَآأَيُّهَا النَّبِيُّ قُل لأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَآءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِن جَلاَبِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَن يُعْرَفْنَ فَلاَ يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللهُ غَفُورًا رَّحِيمًا {59}* لَّئِن لَّمْ يَنْتَهِ الْمُنَافِقُونَ وَالَّذِينَ فِي قُلُوبِهِم مَّرَضٌ وَالْمُرْجِفُونَ فِي الْمَدِينَةِ لَنُغْرِيَنَّكَ بِهِمْ ثُمَّ لاَيُجَاوِرُونَكَ فِيهَآ إِلاَّ قَلِيلاً



"Wahai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin,“Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang". [Al Ahzab : 59].



Kedua : Hendaknya hijab tidak menarik perhatian pandangan laki-laki bukan mahram. Agar hijab tidak memancing pandangan kaum laki-laki maka harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:



-. Hendaknya hijab terbuat dari kain yang tebal tidak menampakkan warna kulit tubuh.

-. Hendaknya hijab tersebut longgar dan tidak menampakkan bentuk anggota tubuh.

-. Hendaknya hijab tersebut bukan dijadikan sebagai perhiasan bahkan harus memiliki satu warna bukan berbagai warna dan motif.

-. Hijab bukan merupakan pakaian kebanggaan dan kesombongan.

Berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam berikut.



من لبس ثوب شهرة في الدنيا ألبسه الله ثوب مذلة يوم القيامة ثم ألهب فيه النار.



"Barangsiapa yang mengenakan pakaian kesombongan di dunia maka Allah akan mengenakan pakaian kehinaan nanti pada hari kiamat kemudian ia dibakar dalam Neraka”. [HR Abu Daud dan Ibnu Majah, dan hadits ini hasan]



-. Hendaknya hijab tersebut tidak diberi parfum atau wewangian. Dasarnya adalah hadits dari Abu Musa Al Asy’ary Radhiyallahu 'anhu, dia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.



أَيُّماَ امْرَأَةٍ اسْتَعْطَرَتْ فَمَرَّتْ عَليَ قَوْمٍ لِيَجِدوُا رِيْحَهَافهي زَانِيَةٌ.



"Siapapun wanita yang mengenakan wewangian lalu melewati segolongan orang agar mereka mencium baunya, maka ia adalah wanita pezina". [HR Abu Daud, Nasa’i dan Tirmidzi, dan hadits ini Hasan]



Ketiga : Hendaknya pakaian atau hijab yang dikenakan tidak menyerupai pakaian laki-laki atau pakaian wanita kafir. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.



مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ.



"Barangsiapa yang menyerupai kaum maka dia termasuk bagian dari mereka". [HR Ahmad dan Abu Daud]



Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam mengutuk laki-laki yang mengenakan pakaian wanita serta mengutuk wanita yang berpakaian seperti laki-laki. [HR Abu daud Nasa’i dan Ibnu Majah, dan hadits ini sahih].



Catatan :

Syaikh Albani dalam kitabnya Jilbab Al Mar’ah Al Muslimah Fil Kitab Was Sunnah mengatakan, menutup wajah adalah sunnah hukumnya (tidak wajib) akan tetapi yang memakainya mendapat keutamaan. Wallahu a’lam



Tulisan ini saya tujukan kepada saudari-saudariku seiman yang sudah berhijab agar lebih memantapkan hijabnya hanya untuk mencari wajah Allah. Juga bagi mereka yang belum berhijab agar bertaubat dan segera memulainya sehingga mendapat ampunan dari Allah Azza wa Jalla.



Wallahu waliyyut taufiq

(Ummu Ahmad Rifqi )



Maraji’:

-Al Afrah, Ahmad bin Abdul Aziz Hamdani.

-Tanbihaat Ahkaami Takhtasu Bil Mukminaat, Dr. Shalih Fauzan bin Abdullah Al Fauzan.

-Jilbab Al Mar’ah Al Muslimah Fil Kitabi Was Sunnah, Syaikh Nashiruddin Al Albani.



[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 04/Tahun VII/1424H/2003 Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 08121533647, 08157579296]



http://almanhaj.or.id/content/2916/slash/0

SEMANGAT HUSNUDZHON.

berpapasan dengan seorang teman yg berada di atas kendaraan bermotor,..
sempat ia menoleh sesaat,..tapi tanpa ekspresi...
husnudzhon,..mngkin ia sedang berpikir keras hingga tak mmpu mngeluarkan ekspresi senyumnya..
atau.. ia belum terlalu mahir berkendara sehingga takut terjatuh jika tak fokus ke depan
bertemu dengan seorang tetangga,..ia menoleh,..engkau tersenyum..tapi tolehanya hanya sesaat, ia segera berpaling,..
husnudzhon,..mungkin senyum itu kurang lebar shingga ia mengira engkau hanya mengkulum mulutmu

menelpon seorang teman,..tapi tak di angkat-angkat,..
husnudzhon,..mungkin ia sedang sangat letih sehingga tak mampu mengangkat dan membalas sapaanmu atau hp-nya ia silent

menyapa seorang teman,ketika berpapasan,..tapi ia hnya terdiam tak membalas,melirikpun sesaat,...
husnudzhon,..mungkin ia sedang sakit gigi dan sariawan,shingga u/menyapa kembali atau sekedar senyum agak susah untuknya ^^

mengetuk pintu rumah seorang teman,..tapi pintu tak di buka-buka,..
husnudzhon,..mungkin ia sedang tertidur atau ia benar-benar tak mendengar ketukanmu yg pelan..

kau tegur sapa seorang teman di dinding facebooknya atau kau komentar dalam beberapa statusnya..
tapi tak satupun ia berikan komentar balasan,..
husnudzhon...mungkin kesibukanya menghalangi ia membalas komentar-komentarmu,..
atau..jaringan internet di rumahnya cukup lemot sehingga susah untuk membalas komentar-komentarmu..

husnudzhon,..husnudzhon,...!!
kedepankan itu u/saudari-saudarimu fillaah,..
karena merekalah yang paling berhak menerima prsangka baikmu..
lewat mereka kau mendulang amal..
dan lewat mereka kau belajar sabar akan karakter-karakter mereka..
husnudzhon,..
sambil kmbali mengintrospeksi diri,..
mungkin dalam kepala mereka engkau tak sebaik yang engkau pikirkan tentang dirimu (narsis.com ^^)..

SEMANGAT HUSNUDZHON !!

MATI GA, MI ??

 Pertengahan antara maghrib dan isya’, aku dan kedua anakku berkumpul di kamar. Kedua anakku sibuk bermain, dan tanpa kusadari si adik memegang sebuah peniti kecil. Ia duduk dan mendekat kepadaku, lalu seolah-olah peniti itu dia tusukkan ke jarinya dan berpura2 hendak terbaring dengan memejamkan mata (mati). Tertawa aku melihat peran yang di mainkan oleh gadis kecilku..tapi oleh si abang malah mengundang satu pertanyaan :
Abang : mi, masa di tusuk peniti kecil begitu saja bisa mati mi?
Umi     :  mmmhhh,..yaa enggak juga sie, paling perih karena berdarah.
Abang : kalo orang di lempar batu besar mi (mengisyaratkan dengan jari-jarinya, ujung jari telunjuk dan ujung ibu jari      hampir menempel serta membentuk lingkaran besar), seperti ini nah mi besarnya, mati ga mi orangnya?
Umi     : mmmhh,… yaa ada kemungkinan, apalagi kalo batunya besar sekali.
Abang : kalo batunya kecil mi (ia isyaratkan lagi, namun lingkaran pada jarinya di buat lebih kecil di   banding yang sebelumnya.
Ummi : klo sebesar itu sie ga nak, paling berdarah dan sakit. Namanya juga batu nak, kan benda keras.
Abang : kalo batunya kecil lagi mi, keciiiilll seperti ini nah mi (dua jarinya tidak membentuk lingkaran lagi, tapi ujung jari telunjuk dan ibu jarinya, ia tekan sekuat-kuatnya menunjukkan bahwa kecil sekali). Keciiiilll sekalil mi, sampai ada pasir-pasirnya.
Ummi  : ooh kalo sekeciiiiilll itu sie yang ga sakit nak, tapi kan kasian juga kalo orang di lempar. Melemparkan sesuatu ke orang lain atau teman kan tetap tidak boleh nak.
Abang : ooohhh,..iya ya mi..(sambil tersenyum).
Hal kecil dan sepele, tapi terkadang mimik dan bahasa tubuh mereka mampu mengundang gelak dan keta’juban nalar orang dewasa,…keluar dari seorang anak yang masih begitu polos…^^

SUDAH KERING MI,..!!

Di satu pagi yang cerah,..matahari belum begitu "garang" memancarkan sinarnya,..dua anak kecil bermain di dalam rumah,..si ibu asyik berkutat dengan rutinitasnya sebagai seorang ibu rumah tangga,..melihat pancaran sinar matahari yg tak begitu terik, si ibu berhenti bekerja dan berkata kepada anak-anaknya,..ayoo,..ayoo pada berjemur,..mataharinya ga terlalu panas tuu... si ade dengan semngat 2011 segera membuka bajunya dan berlari keluar...sedang si kakak hanya terdiam lalu duduk menatap si ade yang bermain seorang diri di luar..cukup tidak tertarik sepertinya ikut ambil bagian mendapatkan pancaran sinar mentari,..si ibu berucap " kak, kenapa ga keluar?berjemur sana sama ade' ". kakak : " ga mau ah ,kk malas. memang kenapa si mi?". ibu : " eeh jangan malas, sinar matahari itu bagus untuk pembentukan tulang-tulangnya kakak, biar tambah kuat tulangnya. kk : ' aiih mi kk malas, kaka juga sudah "kering" ko mi, jadi ga usah di jemur lagi..", umi : " ###@@@***..bengong bin melongo..ada-ada aja ni si anak ...^^

♥PUISI CINTA SANG BIDADARI DUNIA ♥

(copas from ummu khansa)

♥Katakan padaku saudariku, apakah permasalahannya?♥Suamimu, suamiku, boleh memiliki sampai 4 istri kalau Allah berkehendak.♥Jelaskan padanya, kenapa kau begitu tertekan seolah2 semua adalah tanggungjawabmu (semua terjadi akibat dirimu)..♥Puasalah di bulan ramadhan, jagalah sholatmu, ta'ati suamimu, dan lakukan kegiatanmu..♥Kita wanita memang tidak seperti pria, kita menjadikan suami suami kita sebagai teman terbaik dan terdekat kita..♥

.♥Tapi Allah tidak menciptakan laki-laki seperti wanita...♥

.♥"Nikahilah dua, tiga, atau empat" maka jangan salahkan suamimu jika dia menginginkan istri lebih..♥

.♥Mengapa kau mengharamkan yg Allah halalkan untuknya?.♥
...
.♥Engkau melarang suamimu melakukannya, bahkan berani berdiri menghalanginya dengan kasar..♥

.♥Polygami memang lebih mudah diucapkan daripada di praktekkan. bagi sang suami, begitupula bagi sang istri..♥

.♥Tapi jangan pernah mengkhawatirkan siapa yg paling suamimu cintai dalam hatinya. hal ini adalah ketentuan Allah, berusahalah mendapatkan ridho-Nya..♥

.♥Karena tujuanmu adalah Jannah, karena dunia ini hanyalah tempat persinggahan.♥

.♥Ukhty, janganlah engkau memikirkan "apa yang sedang mereka lakukan?". lakukan sajalah apa yg harusnya kau lakukan...♥

.♥Rencanakan segala urusanmu, tata dan percantiklah dirimu saat suamimu bersamamu..

.♥Ya, saya mengerti memang polygami tentunya terasa berat bagi istri pertama, bahkan bagi sebagian wanita, polygami lebih menyakitkan daripada sayatan pisau tertajam sekalipun...♥

.♥Tapi pikirkan juga apa yg calon madumu rasakan? Dia tidak mengenal suamimu sebaik dirimu mengenalnya.♥.

.♥Pastilah akan mengkhawatirkan juga baginya...♥

.♥Ayolah, beritahu madumu masakan daging kesukaan suamimu.♥

.♥Dan madumu akan berbagi buku resep favoritnya denganmu.. :).♥

.♥Ingatlah, bahwa Jannah-lah yang engkau tuju, bukan sekedar cinta suamimu saja..♥

.♥Jikalau hanya suamimu tujuan akhirmu, maka engkau telah salah tujuan ya ukhty...♥

.♥Agama ini adalah nasihat, maka inilah nasihatku untukmu...♥

.♥Jangan kuatirkan "Apa yang mereka lakukan".♥

.♥Cukup lakukan "tugasmu" ( dengan baik) saat tiba giliranmu bersama suamimu...♥

.♥Copy right by MuslimahSister PapaBear'sSugar.Translate by Tiara Alkatiri..♥

SI ANAK PERFEKSIONIS* DAN SI IBU PLEGMATIS*

Judul ini muncul tiba-tiba di kepala, setelah akhir-akhir ini melihat sulungku, Muhammad (4 tahun setengah). Mulai menunjukkan perubahan-perubahan yang cukup menggelitik. Tak Cuma sekali dua kali ia memperlihatkan sikap keperfeksionisanya.
                Pernah di suatu malam si ibu plegmatis baru pulang dengan anak-anaknya sehabis berjalan-jalan dari rumah salah seorang rekan. Setiba di rumah, berhubung si adik ngantuk berat sehingga menjadi cukup rewel dan si ibupun juga cukup letih mengingat  hampir seharian beraktivitas, maka mereka bergegas ke kamar untuk tidur. Dengan menghamparkan sprey seadanya ke atas kasur, tidurlah si ibu dan si adek di atas ranjang. Tiba-tiba si anak perfeksionis menggerutu, “ii..iiihhh…ini spleinya (sprey maksudnya) naah jelek betul, sambil tangannya sibuk menyempurnakan ujung sprei ke masing-masing sudut ranjang. "Nah, liat nah mi...", dia tarik sudut sprey yang satu, sedang ujung sprey yang lain tertarik. Ia lakukan berulang-ulang sampai akhirnya berhenti sendiri. Lalu berucap lagi, “mii, ini nah mii. Susah betul…lebarin lagi sampai di situ nah mi (di sudut-sudut ranjang). aku mau baring mii”. Si ibu plegmatis dengan santainya hanya menjawab “aduuh umi dah ngantuk berat nah nak, biar aja yang penting spreynya sudah di hampar. Kakak masih biasa tidur di atsnya kan? Ga usah sudah di tarik-tarik terus. Besok aja baru di hampar betul-betul, insyaAllah. Lagian ade sudah tidur, kalo di tarik lagi nanti adik terbangun, rewel dan susah lagi tidur”.  Dengan wajah manyun karena sudah kehabisan kata mungkin, ia langsung ngeloyor keluar kamar menemui abinya.
                Pernah pula dalam hal pakaian. Si anak perfeksionis, tak akan mau jika baju dan celana yang di kenakanya tidak senada dalam hal warna. Sedang si ibu plegmatis, dengan santai dan cueknya akan mengambil baju atau celana berwarna apa saja yang ia dapatkan perama kali di lemari baju si anak. Pernah waktu itu karena baju dan celana yang senada warna banyak tertinggl di rumah orangtua dan mertua si ibu, maka ketika si anak perfeksionis sudah selesai mandi dan ingin memakai pakaianya, tumpukan-tumpukan baju yang sebelumnya telah tersusun rapi, akhirnya terobrak abrik dengan sempurna. Terjadilah friksi kecil antar si ibu dan si anak. Si ibu plegmatis berkata “aduuh naak sudah di simpun, selalu di hambur”. Si anak perfeksionis dengan enteng menjawab “ aku cari celananya baju ini nah mi, nda ada yang sama dari tadi warna celananya”. Lalu si ibu plegmatis menjelaskan bahwa baju dan celana banyak yang tertinggal. Tapi dengan cueknya si anak tetap mengaduk-aduk isi lemari. Akhirnya si ibu berinisiatif untuk mengambilkan celana yang ia dapat, dengan warna hampir-hampir mirip. Tapi si anak, menolaknya. Akhirnya si ibu mengalah “ya sudah, terserah aja mau pake yang mana” (sambil berpikr bahwa hari ini ia harus menganggarkan waktunya dan tenaganya tuk merapikan lipatan pakaian yang selalu saja terbongkar berkali-kali dalm satu hari).
                Dalam masalah penampilan pun seperti itu. Si anak perfeksionis selalu mempercayakan penyisiran rambutnya kepada ibu plegmatis di karenakan kerapian dari hasilnya. Naah untuk yang satu ini ibu plegmatis bisa menyisir secara perfek (sempurna). Setelah di sisir, si anak akan mematut dirinya di depan cermin, sambil mengusap-usap rambutnya dan berkata kepada si ibunya “mi, aku ganteng kan?”(ckckck.. narsis tingkat apartemen nie anak ^^). Berkait dengan ini, pernah satu ketika salah seorang sepupunya mengusilinya, memainkan dan mengacak-ngacak rambutnya yang telah disisir rapi, maka lengkingan teriakan dan tangisnya dengan segera memecah keheningan rumah (dahsyat poko’e nangisnya). Beberapa kali sepupunya mengulanginya, maka satu teriakan yang akan ia ulangi, ”umii..sisirin lagiii….”…^^
                Si anak perfeksionis juga mempunyai punya dua jubah favorit yang paling sering mendapat jatah untuk Ia pakai sholat (karena memang baru pnya 2 ^^). Maka setelah ia pakai, ia akan ambil gantungan baju lalu ia gantungkan secara sempurna. Berbeda dengan ibu plagmatis, cukup ia buka lalu ia gantungkan di belakang pintu tanpa harus menggunakan gantungan baju,..praktis.
                Aahh perfeksionisku..titipan Rabbku, kini ia sudah dewasa. Tak terasa. Satu hal yang ia sering katakan kepada orang-orang “ aku mau jadi pemimpin, aku mau jadi ustadz, aku mau belajar ke mekkah”,..maka tetesan air mata ibu plegmatis akan turun dan berucap..amiin allohumma aamiin,..anakku syang..^^.

*Plegmatis : salah satu sifatnya adalah santai, tenang, teguh.
*Perfeksionis : keyakinan bahwa seseorang harus menjadi sempurna.

Ketika cinta menyapa!

Siapa yang tidak gembira saat hatinya disapa oleh rasa cinta? Semua orang tak terkecuali akan bahagia dan gembira menyambut datangnya rasa cinta. Terutama ketika cinta menyapa kepada makhluk yang tergolong lawan jenis, seperti dunia hanya milik berdua. (yang lain ngontrak_red: hehee)
Saat cint itu mulai menyapa, berkata-kata dan saling berbisik rahasia, melikis jutaan bait membaur bersama debarang dan dugaan. Disanalah sesungguhnya keindahan itu biarkanlah tetap bahagia, indah dalam diam.
Karena jika dua deru gemuruh itu dipertemukan ditepian pantai hatimu, dua dinding itu akn bergetar hebat. Dan istana hatimu tidak lagi diam. Istana yang dulu kokoh, dinding keikhlasan yan dulu terjaga, maka tidak lama lagi akan runtuh di lembah cinta yang tidak halal.
Berada di tengah-tengah orng yang saling mencintai tentunnya merupakan sebuah nikmat. Banyak rupa yang akan kita jumpai pada cerita tentang cinta antara laki-laki dan perempuan. Bagi masyarakat kita pada umumnya, cinta antara dua sejoli biasa diwujudkan dalam ikatan pernikahan dan pacaran. Pernikahan dalah bagi mereka yang dianggap sudah serius dan ‘cukup umur’, sedangkan pacaran bagi mereka yang merasa belum siap untuk mengikatkan diri secara serius.
Merupakan hal yang lumrah dalam pandangan masyarakat, ketika dua anak manusia berjalan berdua, bergandengan tangan, dan bermesraan meskipun tanpa adanya ikatan pernikahan. Dan itulah yang membuat hati kita miris. Bagaimana mungkin sebuah perkara yang jelas-jelas tidak halal dianggap wajar? Bahkan dihalalkan? (Naudzubillah)
Hari hari Penuh Cinta
Banyak saudara muslim kita yang telah sukses untuk mencapai sebuah titik dimana perjuangan hidup yang sebenarnya dimulai (Menikah_red). Bagi mereka, kita ucapkan
     بَارَكَاللهُ لَكَ وَبَا رَكَ عَلَيْكَ وَجَمَعَ بَيْنَكُمَا فِيْ خَيْرٍ
“Semoga Allah memberi berkah kepadamu dan atasmu serta mengum-pulkan kamu berdua (pengantin laki-laki dan perempuan) dalam kebaikan.”  (HR. Penyusun-penyusun kitab Sunan, kecuali An-Nasai dan lihat Shahih At-Tirmidzi 1/316)

Inilah cara terbaik dn terindah untuk merayakan cinta. Selamat berjuang… semoga sakinah, mawaddah, rahmah, dan barokah…. Aamiin…
Disisi lain beberapa orang ternyata juga tengah mendapatkan anugerah. Sebuah rasa luar biasa yang mampu mengubah segala hal jadi indah dalam pandangan. Sebuah rasa yang mampu memekarkan bunga-bunga di taman hati. Sebuah rasa yang mampu menghangatkan sudut-sudut hati yang dingin. Hingga ia mampu menggelorakan semangat diri untuk terus indah, mewangi, dan membuncahkan rasa di dada untuk terus memberikan yang terbaik bagi seseorang yang dicintai.
Banyak hal lucu yang kita amati dri mereka. Ada yang jadi rajin untuk merias dan mempercantik diri, ada yang jadi rajin ikut kegiatan dimana si doi ada di sana. Ada berusaha mati-matian untuk menyukai hal-hal yang disukai oleh si doi. Ada yang jadi hobi curhat sana sini dengan mata berbinar-binar jika habis berjumpa dengan si doi. Ada pula yang jadi rajin menguntit si doi (lewat FB, Twitter, Tanya sana sini, de el el).

Ketika Cinta Menyapa Para aktivis Dakwah

Virus Cinta (Virus merah Jambu) tak pandang bulu menyerang manusia, tidak terkecuali mereka yang beridentitas status ikhwan ataupun akhwat. (Ikhwan/akhwat: sebutan bagi laki-laki/perempuan yang tertarbiyah atau aktivis dakwah). Ketika virus ini menyerang “pria atau wanita”, itu sudah biasa dan sudah menjadi menu sehari-hari, akan tetapi jika yang terjangkit adalah “ikhwan atau akhwat”,  maka butuh perhatian khusus dan lebih seksama. Rasa cinta yang seharusnya diprioritaskan untuk Allah dan Rasul-Nya melenceng kepada manusia yang telah menari-nari dalam fikiran. Para Ikhwah bisa berubah menjadi “petarung” tak kenal lelah banting tulang 24 jam untuk dakwah gara-gara virus merah jambu telah menyebar ke dalam hati.
Kadang kala, para ikhwah dan akhwat tidak sadar bahwa interaksi yang intens di antara mereka menjadi awal mula tumbuhnya benih-benih virus cinta dalam hati. Dengan alasan untuk dakwah, sms pun sering dikirimkan. Belum lagi jika mendengar suara akhwat yang (mungkin sudah dari sono nya) mendayu-dayu dan merdu, maka hati ikhwah mana yang takkan luluh lantah mendengarkannya. Dinding tinggi yang susah payah di bangun selama ini akan runtuh seketika. Begitupun dengan akhwat! Wanita lebih cenderung menggunakan perasaannya dari pada akalnya. Mendapat perhatian sedikit saja dari seorang ikhwan, maka berbunga-bungalah hati nya…
Pesan singkat seperti “ukhti bangun, mari kembali bertemu dengan Allah, menyemai cinta pada-Nya”, agar sabar dan tabah menjalani jalan perjuangan, “Ukhti…. Selamat berjuang… tetap istiqomah. Semoga Allah menyertai segenap langkah dan usaha yang anti lakukan…… (bla..bla..bla…)
Awalnya mungkin bisa saja, menggap bahwa Ikhwan yang mengirim sms tersebut berniat berdakwah. Kemudian di balas syukron jazakillah… (dan bla... bla.. .bla…). Tapi seiring waktu berjalan, sang akhwat menjadi gelisah dan H2C (Harap-Harap Cemas_red) jika sehari saja tidak mendapatkan sms dari sang ikhwan… sms berbalas,  benih cinta pun bersemi… akhirnya jadilah mereka sama-sama futur.
Beruntung jika ikhwa/akhwat ketika menyadari hadirnya anugerah cinta dalam hatinya, kemudian memilih untuk menata hati atau melakukan terminasi secara baik-baik. Namun, ada pula yang terus berusaha untuk menampik adanya anugerah itu. Hingga pada suatu titik, gelombang rasa menyeruak dan membuncah dari dalam hatinya yang bisa memporak-porandakan semua nya, sebab rasa itu dipendam terlalu lama tanpa penyesalan.
Memang benar bahwa jatuh cinta pada seseorang yang belum halal bagi diri kita adalah hal yang tidak dibenarkan. Berusaha untuk membentengi hati dari hal tersebut juga merupakan perkara yang susah-susah gampang. Namun, rasa itu hadir di dalam hati manusia dan yang memiliki kuasa atas hati manusia adalah Allah Azza wa Jalla.
Jadi, akankah kita menyalahkan Allah akan hadirnya rasa cinta itu di satu sisi hati kita? Atau akankah kita terus menyalahkan diri sendiri atas “kelalaian” kita dalam menjaga hati?
Allah dan rasul-Nya telah menetapkan cara yang terbaik untuk menghalalkan rasa cinta yaitu menikah. Dengan pernikahan, anugerah cinta akan terasa semakin indah, maka kau pun akan merasakan (“Nikmatnya Pacaran Setelah Menikah” --> penulis: Salim A. Fillah). Namun bagi yang belum mampu untuk menikah, beberapa hal yang dapat membantu untuk menata hati:
  • Berusaha ikhlas dalam beribadah
  • Banyak-banyak berdo’a kepada Allah agar dilepaskan dari jeratan setan yang menyesatkan.
  •  Berusaha untuk selalu menjaga pandangan, karena pandangan adalah anak panah syaitan.
  • Menyibukkan diri dalam aktivitas dakwah dan aktivitas yang bermanfaat
  • Menjauhi musik dan film percintaan
Demikianlah, setiap manusia tentu akan mengalami namanya cinta. Dan ketika cinta itu datang pda saat yang tidak diharapkan, kemudian menyuramkan hari-harimu, ingatlah! bahwa "kedukaan" itu punya fase. kenali  fase di mana kita berada, lalu bergegaslah menuju fase dimana bisa mengobati "dukamu" itu. sadarlah bahwa kita adalah manusia, bukan malaikat yang tak punya dosa. Jadi, marilah kita menyikapi anugerah ini gunakan cara yang manusiawi dan sesuai tuntutan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam.
(copas from ukhti andhyini abdillah)

Wanita Solehah, Dialah Muslimah Sejati (copas from taman hikmah islami)

Seorang gadis kecil bertanya ayahnya “ayah ceritakanlah padaku perihal muslimah sejati?”

Si ayah pun menjawab “anakku,seorang muslimah sejati bukan dilihat dari kecantikan dan keayuan wajahnya semata-mata.wajahnya hanyalah satu peranan yang amat kecil,tetapi muslimah sejati dilihat dari kecantikan dan ketulusan hatinya yang tersembunyi.itulah yang terbaik”

Si ayah terus menyambung
“muslimah sejati juga tidak dilihat dari bentuk tubuh badannya yang mempersona,tetapi dilihat dari sejauh mana ia menutupi bentuk tubuhnya yang mempersona itu.muslimah sejati bukanlah dilihat dari sebanyak mana kebaikan yang diberikannya ,tetapi dari keikhlasan ketika ia memberikan segala kebaikan itu.muslimah sejati bukanlah dilihat dari seberapa indah lantunan suaranya tetapi dilihat dari apa yang sering mulutnya bicarakan.muslimah sejati bukan dilihat dari keahliannya berbahasa,tetapi dilihat dari bagaimana caranya ia berbicara dan berhujah kebenaran”

Berdasarkan ayat 31,surah An Nurr,Abdullah ibn abbas dan lain-lainya berpendapat.Seseorang wanita islam hanya boleh mendedahkan wajah,dua tapak tangan dan cincinnya di hadapan lelaki yang bukan mahram(As syeikh said hawa di dalam kitabnya Al Asas fit Tasir)


“Janganlah perempuan -perempuan itu terlalu lunak dalam berbicara sehingga menghairahkan orang yang ada perasaan dalam hatinya,tetapi ucapkanlah perkataan yang baik-baik”(surah Al Ahzab:32)


“lantas apa lagi ayah?”sahut puteri kecil terus ingin tahu.
“ketahuilah muslimah sejati bukan dilihat dari keberaniannya dalam berpakaian grand tetapi dilihat dari sejauh mana ia berani mempertahankan kehormatannya melalui apa yang dipakainya.
Muslimah sejati bukan dilihat dari kekhuwatirannya digoda orang di tepi jalanan tetapi dilihat dari kekhuwatirannya dirinyalah yang mengundang orang tergoda.muslimah sejati bukanlah dilihat dari seberapa banyak dan besarnya ujian yang ia jalani tetapi dilihat dari sejauh mana ia menghadapi ujian itu dengan penuh rasa redha dan kehambaan kepada TUHAN nya,dan ia sentiasa bersyukur dengan segala kurniaan yang diberi”

“dan ingatlah anakku muslimah sejati bukan dilihat dari sifat mesranya dalam bergaul tetapi dilihat dari sejauh mana ia mampu menjaga kehormatan dirinya dalam bergaul”

Setelah itu si anak bertanya”Siapakah yang memiliki criteria seperti itu ayah?Bolehkah saya menjadi sepertinya?mampu dan layakkah saya ayah?”

Si ayah memberikan sebuah buku dan berkata”pelajarilah mereka!supaya kamu berjaya nanti.INSYA ALLAH kamu juga boleh menjadi muslimah sejati dan wanita yang solehah kelak,malah semua wanita boleh”

Si anak pun segera mengambil buku tersebut lalu terlihatlah sebaris perkataan berbunyi ISTERI RASULULLAH.

“Apabila seorang perempuan itu solat lima waktu ,puasa di bulan ramadhan ,menjaga kehormatannya dan mentaati suaminya,maka masuklah ia ke dalam syurga dari pintu-pintu yang ia kehendakinya”(riwayat Al Bazzar)

Zodiak...Bolehkah?

Ramalan Anda minggu ini:
 Zodiak: Aquarius
Pekerjaan: Mulai menjalankan pekerjaan yang tertunda.
Asmara: Patah semangat dan jenuh.
Keuangan: Rezeki yang diperoleh ternyata tidak sebanding dengan usaha yang anda lakukan.
Ukhti muslimah yang semoga dicintai oleh Allah, tulisan kami di atas sama sekali bukan bermaksud untuk menjadikan website ini sebagai website ramalan bintang, akan tetapi tulisan di atas merupakan kutipan dari sebuah website yang berisi tentang ramalan-ramalan nasib seseorang berdasarkan zodiak. Ya, ramalan zodiak atau yang biasa dikenal dengan ramalan bintang sudah menjadi “gaya hidup” modern anak muda sekarang. Terlebih khusus lagi bagi para pemudi (bahkan muslimah). Namun, alangkah baiknya apabila kita meninjau ramalan bintang ini berdasarkan syariat islam.
Ramalan Bintang Termasuk Ilmu Nujum/Perbintangan
Zodiak adalah tanda bintang seseorang yang didasarkan pada posisi matahari terhadap rasi bintang ketika orang tersebut dilahirkan. Zodiak yang dikenal sebagai lambang astrologi terdiri dari 12 rasi bintang (Aries, Taurus, Gemini, Cancer, Leo, Virgo, Libra, Scorpio, Sagitarius, Capricorn, Aquarius dan Pisces). Zodiak ini biasa digunakan sebagai ramalan nasib seseorang, yaitu suatu ramalan yang didasarkan pada kedudukan benda-benda tata surya di dalam zodiak (disarikan dari website Wikipedia). Dalam islam, zodiak termasuk ke dalam ilmu nujum/Perbintangan.
Ramalan Bintang Adalah Sihir
Rasulullah Shallahu alaihi wa sallam bersabda: “Siapa yang mempelajari ilmu nujum berarti ia telah mempelajari cabang dari ilmu sihir, apabila bertambah ilmu nujumnya maka bertambah pulalah ilmu sihirnya.” (HR Ahmad dengan sanad hasan). Hadits ini dengan jelas dan tegas menyatakan bahwa ilmu nujum (yang termasuk dalam hal ini adalah ramalan bintang) merupakan bagian dari sihir. Bahkan Rasulullah menyatakan bahwa apabila ilmu nujumnya itu bertambah, maka hal ini berarti bertambah pula ilmu sihir yang dipelajari orang tersebut. Sedangkan hukum sihir itu sendiri adalah haram dan termasuk kekafiran, sebagaimana Allah berfirman yang artinya: “Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), Padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan lah yang kafir (mengerjakan sihir).” (Qs. Al Baqarah: 102)
Ramalan Bintang = Mengetahui Hal yang Gaib
Seseorang yang mempercayai ramalan bintang, secara langsung maupun tidak langsung menyatakan bahwa ada zat selain Allah yang mengetahui perkara gaib. Padahal Allah telah menegaskan dalam Al-Qur’an bahwa tidak ada yang mengetahui perkara yang gaib kecuali Dia. Allah berfirman yang artinya: “Katakanlah: Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah.” (Qs. An Naml: 65). Dalam ayat lain, Allah menegaskan bahwa tidak ada seorangpun yang dapat mengetahui apa yang akan terjadi besok, sebagaimana firmanNya yang artinya “Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang hari Kiamat; dan Dia-lah yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana Dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.” (Qs. Luqman: 34). Klaim bahwa ada yang mengetahui ilmu gaib selain Allah adalah kekafiran yang mengeluarkan dari islam.
Ramalan Bintang = Ramalan Dukun
Setiap orang yang menyatakan bahwa ia mengetahui hal yang gaib, maka pada hakikatnya ia adalah dukun. Baik dia itu tukang ramal, paranormal, ahli nujum dan lain-lain. (Mutiara Faidah Kitab Tauhid, Ust Abu Isa Hafizhohullah) Oleh karena itu, ramalan yang didapatkan melalui zodiak sama saja dengan ramalan dukun. Hukum membaca ramalan bintang disamakan dengan hukum mendatangi dukun. (Kesimpulan dari penjelasan Syeikh Shalih bin Abdul Aziz Alu syaikh dalam kitab At-Tamhid).
Hukum Membaca Ramalan Bintang
Orang yang membaca ramalan bintang/zodiak baik itu di majalah, koran, website, melihat di TV ataupun mendengarnya di radio memiliki rincian hukum seperti hukum orang yang mendatangi dukun, yaitu sebagai berikut:
Jika ia membaca zodiak, meskipun ia tidak membenarkan ramalan tersebut. maka hukumnya adalah haram, sholatnya tidak diterima selama 40 hari. Dalilnya adalah “Barangsiapa yang mendatangi peramal, lalu menanyakan kepadanya tentang sesuatu, maka tidak diterima shalatnya selama 40 hari.” (HR. Muslim)
Jika ia membaca zodiak kemudian membenarkan ramalan zodiak tersebut, maka ia telah kufur terhadap ajaran Muhammad Shallahu alaihi wasallam. Rasulullah bersabda “Barang siapa yang mendatangi tukang ramal atau dukun, lalu mempercayai apa yang diucapkannya, maka ia telah kufur dengan wahyu yang diturunkan kepada Muhammad Shallahu alaihi wasallam.” (Hadits sahih Riwayat Imam Ahmad dan Hakim).
Jika ia membaca zodiak dengan tujuan untuk dibantah, dijelaskan dan diingkari tentang kesyirikannya, maka hukumnya terkadang dituntut bahkan wajib. (disarikan dari kitab Tamhid karya Syeikh Shalih bin Abdul Aziz Alu syaikh dan Qaulul Mufid karya Syeikh Utsaimin dengan sedikit perubahan).
Shio, Fengshui, dan Kartu Tarot
Di zaman modern sekarang ini tidak hanya zodiak yang digunakan sebagai sarana untuk meramal nasib. Seiring dengan berkembangnya zaman, ramalan-ramalan nasib dalam bentuk lain yang berasal dari luar pun mulai masuk ke dalam Indonesia. Di antara ramalan-ramalan modern impor lainnya yang berkembang dan marak di Indonesia adalah Shio, Fengshui (keduanya berasal dari Cina) dan kartu Tarot (yang berasal dari Italia dan masih sangat populer di Eropa). Kesemua hal ini hukumnya sama dengan ramalan zodiak.
Nasib Baik dan Nasib Buruk
Ukhti muslimah yang semoga dicintai oleh Allah, jika ukhti renungkan, maka sesungguhnya orang-orang yang mencari tahu ramalan nasib mereka, tidak lain dan tidak bukan dikarenakan mereka menginginkan nasib yang baik dan terhindar dari nasib yang buruk. Akan tetapi, satu hal yang perlu kita cam dan yakinkan di dalam hati-hati kita, bahwa segala hal yang baik dan buruk telah Allah takdirkan 50 ribu tahun sebelum Allah menciptakan langit dan bumi, sebagaimana Nabi bersabda “Allah telah menuliskan takdir seluruh makhluk 50 ribu tahun sebelum menciptakan langit dan bumi.” (HR. Muslim). Hanya Allah yang tahu nasib kita. Yang dapat kita lakukan adalah berusaha sebaik mungkin untuk mendapatkan hal yang baik dan terhindar dari hal yang buruk, selebihnya kita serahkan semua hanya kepada Allah. Allah berfirman yang artinya “Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” (Qs. Ath Thalaq: 3). Terakhir, ingatlah, bahwa semua yang Allah tentukan bagi kita adalah baik meskipun di mata kita hal tersebut adalah buruk. Allah berfirman yang artinya “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (Qs. Al-Baqarah: 216). Berbaik sangkalah kepada Allah bahwa apabila kita mendapatkan suatu hal yang buruk, maka pasti ada kebaikan dan hikmah di balik itu semua. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih dan Maha Adil terhadap hamba-hambaNya.
***

Penulis: Abu ‘Uzair Boris Tanesia
Muroja’ah: Ust Ahmad Daniel, Lc.
(Alumni Universitas Islam Madinah, Saudi Arabia. Sekarang dosen di STDI Imam Syafi’i Jember)
Artikel www.muslimah.or.id
(http://ikramnuh14.blogspot.com/2012/01/zodiakbolehkah.html)