Selasa, 06 Maret 2012

CINTA ITU,..AYAH

Masa akan terus bergerak dan tak akan pernah menoleh ke belakang. Seperti itu pula usia..tak akan berkurang, justru ketuaan dan kematian yang menunggu…
Ayah.. fisiknya tak seperti dulu,.rambut putih kini mulai mendominasi kepala. Badan yang bertenaga kini ringkih di makan usia. Kaki yang begitu tegap untuk berjalan, kini terpincang-pincang. Selain karena usia, kaki beliau mengecil sebelah akibat hantaman keras motor seorang anak muda yang ugal-ugalan di jalan sewaktu ayah pulang dari sholat subuh berjama’ah di masjid. Hantaman yang cukup keras. Ayah dan motornya terlempar beberapa meter. Alhamdulillah, ayah jatuh di gundukan pasir di pinggir jalan. Kendaraan juga belum ada yang lalu lalang seperti biasa.
Ayah,..ia tak biasa merangkul atau mendekap diri kami dengan penuh cinta, atau memangku kami di atas paha dan kakinya yang kuat. Ia pun tak biasa mengungkapkan cinta untuk kami lewat kata. Cinta itu ada pada “perhatian”nya. Ketika beliau pulang kerja, pasti akan selalu ada buah tangan yang ia bawa. Tak pernah ia makan di tempat kerjanya. Saat di tanya oleh rekan-rekan kerjanya, pasti ia katakan “buat anak-anak di rumah”. Ketika pulang dari khutbah (beliau juga seorang da’i), pasti ia sempatkan membelikan kami es krim. Atau ketika ada acara-acara kantor pasti kami di ajak serta.
Aku saayang ayahku,..darinya aku mengenal dunia, lewat buku-buku yang ia punya. Bukan pengenalan akan mall dan fashion up to date.  Darinya ku kenal kata “bijak dan berkepala dingin” dalam menyelesaikan masalah. Dari beliau pula ku kenal kalimat “tak ada pacaran dalam islam”, hingga motto yang dari dulu paling kami ingat adalah ”kalo kamu pacaran,sekalian aja di nikahkan”.
Ayahku,.. sangat tegas mendidik agama, contoh kecil.., pernah di waktu subuh, aku dan kakakku masih  tertidur dengan lelapnya,  mengingat cuaca saat itu cukup dingin. Saat itu beliau hendak ke mesjid. Ia mengingatkan kami untuk bangun, tapi jawaban kami hanya berupa gumaman-gumaman tak jelas seperti, ”hmm,..i..ii..ya pakkk,sebentarr”(tidur lagi). Setibanya dari mesjid, di dapatinya kami masih berkutat dengan selimut dan bantal. Tak lama terbuka kelambu dan ”plaakkkk”..pukulan cukup keras dari sebilah kayu rotan ke arah kaki kami.
Ada hal yang paling lucu ku ingat,..waktu itu aku dan kawan-kawan bermain-main di gang rumah kami. Ketika asyik bermain, tiba-tiba kami di kejutkan oleh teriakan maling dari salah seorang tetangga. Kami berlarian karena takut. Ada teman yang nyeletuk “eh hati-hati, jangan lari di situ, mungkin ada bekas ludahnya maling di situ”(otak anak kecil,belum mampu mencerna kaitan ludah dengan jalan yang harus di hindari), kami segera menghindar,..tiba-tiba,..”cress” darah segar mengalir dari betisku. Ternyata pecahan beling yang cukup besar merobek kulitku,..antara panik dan takut aku hanya bisa menangis,.Alhamdulillaah saat itu ayah libur kerja. Dalam kondisi darah yang terus mengucur, dengan menumpang ojek motor, kami tiba di Rumah sakit. Segera aku di bawa ke ruang gawat darurat. Sebelum masuk ruangan ku cari ayah,.tiba-tiba terdengar,..”brukk”,,ternyata beliau jatuh dan pingsan. Akhirnya, kami berada dalam satu ruang. Cek dan ricek penyebab beliau pingsan..ternyata ia sangat tidak tahan melihat darah. Dari awal sebenarnya ia menahan perasaan tak stabilnya. Namun melihat diriku saat itu, maka ia menahanya.lucu sekaligus haru…aahh.. bapak.. ternyata,..kelemahanmu ada pada..darah,^^.
( di ikutkan pada lomba kepenulisan ASK (Aku Sayang Kamu) )

warna warni dunia "angkot"

Siang itu sepulang dari kampus salah satu universitas negeri di kota anging mammiri,..cuaca sangat terik. Makassar, selain sebagai salah satu kota besar yang mall-mallnya mulai berjamur, di kenal pula sebagai kota yang panasnya cukup terik, persis seperti saat yang aku rasa saat ini. Ku coba menepi sejenak dan berdiri di bawah pohon yang cukup rindang, agar dapat merindangi diriku dari sengatan sinar matahari. Cukup lama menunggu, hingga akhirnya angkot 07 yang menjadi target angkot incaran, hadir di hadapanku. Cukup sesak, sehingga sebelum naik sempat celingak celinguk sesaat mencari tempat yang bias di duduki oleh satu orang. Alhamdulillah, akhirnya ada seorang pria yg duduk di dekat pintu menggeser duduknya agar bisa ku tempati. Yah, apa boleh buat, duduk bersisian dengan pria asing. Mau membatalkan untuk tidak naik, angkot sudah di stop lagipula dari tadi memang tidak ada satupun angkot 07 yang lowong meski hanya untuk satu orang.
                Alhamdulillaah juga tempat yang ku duduki adalah tempat favorit. Tempat duduk paling strategis, berada di ujung, dekat dengan pintu keluar. Mengapa ku sebut tempat favorit?, yang pertama, karena aku bias bebas terjebak dari himpitan kanan kiri para penumpang. Yang kedua, angin yang langsung masuk dari arah pintu, bisa menjadi semacam penawar dari bau-bau yang bercampur aduk, mulai dari asap rokok yang membuat mual hingga bau keringat yang bercampur di antara para penumpang ^^, belum lagi debu-debu yang di terbangkan angin hingga terperangkap dan berseliweran di bagian dalam angkot. Yang ketiga, tempat untuk berjaga-jaga jika suatu saat ada penumpang atau supir angkot yang mulai bertindak tidak beres, maka tempat itu adalah tempat yang paling strategis untuk meloncat keluar. Naah untuk hal yang terakhir ini, pernah seorang teman bercerita, bahwa pernah suatu saat, kesibukan kampus memaksa ia harus pulang malam. Awal ia naik cukup bnyak penumpang, tapi tak lama penumpang sisa hanya dia seorang..seperti ada firsat buruk yang ia rasa melihat gelagat yang tidak beres pada wajah si supir. Segera ia minta berhenti, tapi si supir tak mau juga berhenti. Sekali dua kali ia berteriak minta berhenti, tapi tetap dengan cueknya si supir tetap menjalankan angkotnya. Akhirnya sebgai jalan pintas, teman meloncat keluar dari angkot tersebut. Alhamdulillah Allooh masih menolong nyawanya. Ia terhindar dari hantaman kendaraan lain.
                Kembali pada kondisiku, seperti biasa aku letakkan tas di sampingku, tujuanya agar bagian tubuhku dan tubuh si pria tidak berhimpit langsung. Yaah meminimalisir campur baur di angkot, paling tidak tas itu bisa berperan sebagai hijab/penghalang darurat ketika duduk bersisian dengan pria-pria asing (ingin sebenarnya punya motor atau mobil pribadi untuk menghindari hal-hal ini,  tapi apa daya uang bulanan saja harus sangat di irit agar kebutuhan hidup di rantau tetap terpenuhi^^). Tapi sebelumya, barang-barang penting yang ada di tas seperti handphone dan dompet di amankan terlebih dahulu di kantong baju, karena ada pula pengalaman seorang teman, yang melakukan hal yang sama seperti diriku. Waktu itu tanpa ia sadari ketika ia turun dari angkot, tas itu telah tersayat dengan sayatan yang cukup lebar dan barang-barang berharga miliknya yang ia letakkan di tas, raib. Satu pelajaran lagi, akan keamanan di angkot.
Tak lama, tibalah aku di wilayah kampus UNM (Universitas Negeri Makassar). Di sini, aku harus menyambung kembali angkot agar dapat sampai di rumah nenek tempatku tinggal. Alhmdulillah sudah ada satu angkot yang mangkal menunggu penumpang. Masih kosong. Baru aku sendri. Tak lama berselang, datang dua orang anak SMU dengan seragam putih abu-abu khas mereka. Menunggu kembali, tapi tak satupun penumpang baru yang hadir. Pak supir pun jenuh hingga ia jalankan mobilnya. Seperti yang aku bilang di awal, cuaca siang di Makassar cukup terik, kedua gadis itupun sejak awal mereka naik hingga duduk di dalam angkot, tak pernah henti-hentinya tangan mereka mengipas-ngipaskan kertas kearah badan dan wajah mereka sambil terus menggerutu dalam logat makasar ..”ee dede..panasnya ini cuaca”, si teman menimpali “iyo di’, panasnya mi juga”. Tak lama salah seorang dari mereka seperti memperhatikan diriku, lalu ia berucap kepada temanya, nyaris berbisik, dalam bahasa Makassar yang dapat ku tangkap artinya sedikit-sedikit. Ia berkata (terjemahan Indonesia), “eh liat itu perempuan, dari ujung kaki sampai kepala dan wajah, tertutup semua, hitam-hitam pula, tambah panas dong itu. Ribetnya ku liat pakaianya, malah aku perasaan yang jadi tambah panas dan gerah lihatnya “. Si teman menimpali “ iya ya, kita aja yang cukup terbuka begini, masih berasa gerah dan panas, apalgi dia yang tertutup semua “.
                Aku hanya bisa tersenyum simpul di balik cadarku. Justru aku geli mendengar percakapan mereka. Aku saja merasa tak sebegitu gerah dan panasnya laiknya mereka, meski dengan pakaianku yang tertutup rapat begini. Tapi justru mereka yang malah tambah gerah hanya dengan melihat pakaianku. Hadakumullooh (semoga Allooh memberikan mereka hidayah).  Mungkin ilmu itu belum sampai pada mereka atau mereka yang tak pernah berusaha mencarinya ? walloohu a’lam, cukuplah Allooh yang mengetahuinya. Cukuplah kita mendoakan. Ingin sebenarnya menyampaikan langsung secara ringan yang berkait dengan pakaian ini, tapi dalam kondisi seperti ini, pastilah sangat tidak kondusif karena rasa lapar, penat dan suntuk bisa memicu emosi seseorang untuk meledak meski berbicara seringan mungkin.
                Demikianlah sekelumit peristiwa yang bergerak dalam angkot yang bergerak. Di angkot pula potret-potret kehidupan terlihat dari  luar jendela angkot. Menjadi cermin bagi diri sendiri. Deretan kemewahan kota berpadu dengan rumah-rumah si miskin yang kumuh dan lapuk. Angkot, salah satu saksi sejarah, pahit getirnya seorang mahsiswa/i yang berkantung pas-pasan.
( tulisan ini di ikutkan dalam lomba kepenulisan "1001 kisah di angkot")

Minggu, 05 Februari 2012

FENOMEN PALING MENGHARUKAN DI PENGADILAN SAUDI

Di salah 1 pengadilan Qasim, ber...diri Hizan al Fuhaidi dg air mata yg bercucuran shg membasahi janggutnya,,!! Knp? Krn ia kalah terhadap perseteruannya dg saudara kandungnya!!
Tentang apakah perseteruannya dg saudaranay?? Ttng tanah kah?? atau warisan yg mereka saling perebutkan??
Bkn krn itu semua!! Ia kalah terhdp saudaranya terkait pemeliharaan ibunya yg sdh tua renta & bahkan hanya memakai sebuah cincin timah di jarinya yg tlh keriput,,
Seumur hidupnya, beliau tinggal dg Hizan yg selama ini menjaganya,,
Tatkala beliau telah manula, datanglah adiknya yg tinggal di kota lain, utk mengambil ibunya agar tinggal bersamanya, dng alasan, fasilitas kesehatan dll di kota jauh lbh lengkap drpd di desa,,
Namun Hizan menaolak dg alasan, selama ini ia mampu utk menjaga ibunya. Perseteruan ini tdk berhenti sampai di sini, hingga berlanjut ke pengadilan!!
Sidang demi sidang dilalui,, hingga sang hakim pun meminta agar sang ibu dihadirkan di majelis..
Kedua bersaudara ini membopong ibunya yg sdh tua renta yg beratnya sdh tdk sampai 40 Kg!!
Sang Hakim bertanya kpdnya, siapa yg lbh berhak tinggal bersamanya. Sang ibu memahami pertanyaan sang hakim, ia pun mnjawab , sambil menunjuk ke Hizan, "Ini mata kananku!" kemudian menunjuk ke adiknya sambil berkata, "Ini mata kiriku!!
Sang Hakim brpikir sejenak kmudian memutuskan hak kpd adik Hizan, brdasar kemaslahatan2 bagi si ibu!!

Betapa mulia air mata yg dikucurkan oleh Hizan!!
Air mata penyesalan krn tdk bisa memelihara ibunya tatkala beliau tlh menginjak usia lanjutnya!!
Dan, betapa trhormat dan agungnya sang ibu!! yg diperebutkan oleh anak2nya hingga seperti ini,,!!
Andaikata kita bisa memahami, bagaimana sang ibu mendidik kedua putranya hingga ia mnjdi ratu dan mutiara termahal bagi anak2nya!!

Ini adalah pelajaran mahal ttng berbakti,, tatkala durhaka sdh mnjadi budaya,,
"Ya ALLAH, Tuhan kami!! Anugerahkan kpd kami keridhoan ibu kami dan berilah kami kekuatan agar selalu bisa berbakti kepadanya!!" Aaamiiinn!!!
Lihat Selengkapnya

Hidayah Itu Mahal

Oleh Ummu Shofiyyah Al-Atsariyyah
 (ditulis oleh: Al-Ustadzah Ummu Ishaq Al-Atsariyyah)

Pernahkah terpikirkan bahwa kita tengah berada dalam anugerah yang tiada ternilai dari Dzat yang memiliki kerajaan langit dan bumi, sementara begitu banyak orang yang dihalangi untuk memperolehnya?

Kita bisa tahu ajaran yang benar dari agama Islam ini. Tahu ini haq, itu batil... Ini tauhid, itu syirik.... Ini sunnah, itu bid'ah... Lalu kita dimudahkan untuk mengikuti yang haq dan meninggalkan yang batil. Sementara, banyak orang tidak mengerti mana yang benar dan mana yang sesat, atau ada yang tahu tapi tidak dimudahkan baginya untuk mengamalkan al-haq, malah ia gampang berbuat kebatilan.
Kita dapat berjalan mantap di bawah cahaya yang terang-benderang, sementara banyak orang yang tertatih meraba dalam kegelapan.

Kita tahu apa tujuan hidup kita dan kemana kita kan menuju. Sementara, ada orang-orang yang tidak tahu untuk apa sebenarnya mereka hidup. Bahkan kebanyakan mereka menganggap mereka hidup hanya untuk dunia, sekadar makan, minum, dan bersenang-senang di dalamnya.

Apa namanya semua yang kita miliki ini, wahai saudariku, kalau bukan anugerah terbesar, nikmat yang tiada ternilai? Inilah hidayah dan taufik dari Allah l kepada jalan-Nya yang lurus.

 Dalam Tanzil-Nya, Allah l berfirman:

“Allah memberikan hidayah kepada siapa yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus.” (Al-Baqarah: 213)

Fadhilatusy Syaikh Al-’Allamah Muhammad ibnu Shalih Al-Utsaimin t menerangkan dalam tafsirnya bahwa hidayah di sini maknanya adalah petunjuk dan taufik. Allah l berikan hidayah ini kepada orang yang pantas mendapatkannya, karena segala sesuatu yang dikaitkan dengan kehendak Allah l maka mesti mengikuti hikmah-Nya. Siapa yang beroleh hidayah maka memang ia pantas mendapatkannya. (Tafsir Al-Qur’anil Karim, 3/31)


Fadhilatusy Syaikh Shalih ibnu Fauzan Al-Fauzan hafizhahullah ketika menjelaskan ayat:
beliau berkata, “Allah l tidak meletakkan hidayah di dalam hati kecuali kepada orang yang pantas mendapatkannya. Adapun orang yang tidak pantas memperolehnya, maka Allah l mengharamkannya beroleh hidayah tersebut. Allah Yang Maha Mengetahui, Maha Memiliki hikmah, Maha Mulia lagi Maha Tinggi, tidak memberikan hidayah hati kepada setiap orang, namun hanya diberikannya kepada orang yang diketahui-Nya berhak mendapatkannya dan dia memang pantas. Sementara orang yang Dia ketahui tidak pantas beroleh hidayah dan tidak cocok, maka diharamkan dari hidayah tersebut.”


Asy-Syaikh yang mulia melanjutkan, “Di antara sebab terhalangnya seseorang dari beroleh hidayah adalah fanatik terhadap kebatilan dan semangat kesukuan, partai, golongan, dan semisalnya. Semua ini menjadi sebab seseorang tidak mendapatkan taufik dari Allah l. Siapa yang kebenaran telah jelas baginya namun tidak menerimanya, ia akan dihukum dengan terhalang dari hidayah. Ia dihukum dengan penyimpangan dan kesesatan, dan setelah itu ia tidak dapat menerima al-haq lagi. Maka di sini ada hasungan kepada orang yang telah sampai al-haq kepadanya untuk bersegera menerimanya. Jangan sampai ia menundanya atau mau pikir-pikir dahulu, karena kalau ia menundanya maka ia memang pantas diharamkan/dihalangi dari hidayah tersebut. Allah k berfirman:
“Maka tatkala mereka berpaling dari kebenaran, Allah memalingkan hati-hati mereka.” (Ash-Shaf: 5)

 “Dan begitu pula Kami memalingkan hati dan penglihatan mereka seperti mereka belum pernah beriman kepadanya (Al-Qur’an) pada awal kalinya dan Kami biarkan mereka bergelimang dalam kesesatannya yang sangat.” (Al-An’am: 110) [I’anatul Mustafid bi Syarhi Kitabit Tauhid, 1/357]


Perlu engkau ketahui, hidayah itu ada dua macam:
1. Hidayah yang bisa diberikan oleh makhluk, baik dari kalangan para nabi dan rasul, para da’i atau selain mereka. Ini dinamakan hidayah irsyad (bimbingan), dakwah dan bayan (keterangan). Hidayah inilah yang disebutkan dalam ayat:
 “Sesungguhnya engkau (ya Muhammad) benar-benar memberi hidayah/petunjuk kepada jalan yang lurus.” (Asy-Syura: 52)

2. Hidayah yang hanya bisa diberikan oleh Allah l, tidak selain-Nya. Ini dinamakan hidayah taufik. Hidayah inilah yang ditiadakan pada diri Rasulullah n, terlebih selain beliau, dalam ayat:
 “Sesungguhnya engkau (ya Muhammad) tidak dapat memberi hidayah/petunjuk kepada orang yang engkau cintai, akan tetapi Allah lah yang memberi hidayah kepada siapa yang Dia kehendaki.” (Al-Qashash: 56)

Yang namanya manusia, baik ia da'i atau selainnya, hanya dapat membuka jalan di hadapan sesamanya. Ia memberikan penerangan dan bimbingan kepada mereka, mengajari mereka mana yang benar, mana yang salah. Adapun memasukkan orang lain ke dalam hidayah dan memasukkan iman ke dalam hati, maka tak ada seorang pun yang kuasa melakukannya, karena ini hak Allah l semata. (Al-Qaulul Mufid Syarhu Kitabit Tauhid, Ibnu Utsaimin, sebagaimana dinukil dalam Majmu’ Fatawa wa Rasa’il beliau, 9/340-341)

Saudariku, bersyukurlah kepada Allah l ketika engkau dapati dirimu termasuk orang yang dipilih-Nya untuk mendapatkan dua hidayah yang tersebut di atas. Karena berapa banyak orang yang telah sampai kepadanya hidayah irsyad, telah sampai padanya dakwah, telah sampai padanya al-haq, namun ia tidak dapat mengikutinya karena terhalang dari hidayah taufik. Sementara dirimu, ketika tahu al-haq dari al-batil, segera engkau pegang erat yang haq tersebut dan engkau empaskan kebatilan sejauh mungkin. Berarti hidayah taufik dari Rabbul Izzah menyertaimu. Tinggal sekarang, hidayah itu harus engkau jaga, karena ia sangat bernilai dan sangat penting bagi kehidupan kita. Ia harus menyertai kita bila ingin selamat di dunia, terlebih di akhirat. Bagaimana tidak? Sementara kita di setiap rakaat dalam shalat diperintah untuk memohon kepada Allah l hidayah kepada jalan yang lurus.

“Tunjukilah (berilah hidayah) kami kepada jalan yang lurus.” (Al-Fatihah: 6)

Bila timbul pertanyaan, bagaimana seorang mukmin meminta hidayah di setiap waktu shalatnya dan di luar shalatnya, sementara mukmin berarti ia telah beroleh hidayah? Bukankah dengan begitu berarti ia telah meminta apa yang sudah ada pada dirinya?

Al-Hafizh Ibnu Katsir t memberikan jawabannya: Allah l membimbing hamba-hamba-Nya untuk meminta hidayah, karena setiap insan membutuhkannya siang dan malam. Seorang hamba butuh kepada Allah l setiap saat untuk mengokohkannya di atas hidayah, agar hidayah itu bertambah dan terus-menerus dimilikinya. Karena seorang hamba tidak dapat memberikan kemanfaatan dan tidak dapat menolak kemudaratan dari dirinya, kecuali apa yang Allah l kehendaki. Allah k pun membimbing si hamba agar di setiap waktu memohon kepada-Nya pertolongan, kekokohan, dan taufik. Orang yang bahagia adalah orang yang diberi taufik oleh Allah k untuk memohon hidayah, karena Allah k telah memberikan jaminan untuk mengabulkan permintaan orang yang berdoa kepada-Nya di sepanjang malam dan di pengujung siang. Terlebih lagi bila si hamba dalam kondisi terjepit dan sangat membutuhkan bantuan-Nya. Ini sebanding dengan firman-Nya:“Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya…” (An-Nisa’: 136)

Dalam ayat ini, Allah k memerintahkan orang-orang yang telah beriman agar tetap beriman. Ini bukanlah perintah untuk melakukan sesuatu yang belum ada, karena yang dimaukan dengan perintah beriman di sini adalah hasungan agar tetap tsabat (kokoh), terus-menerus dan tidak berhenti melakukan amalan-amalan yang dapat membantu seseorang agar terus di atas keimanan. Wallahu a’lam. (Tafsir Al-Qur’anil 'Azhim, 1/38)

Berbahagialah dengan hidayah yang Allah l berikan kepadamu dan jangan biarkan hidayah itu berlalu darimu. Mintalah selalu kekokohan dan keistiqamahan di atas iman kepada Dzat Yang Maha Mengabulkan doa. Teruslah mempelajari agama Allah k. Hadirilah selalu majelis ilmu. Dekatlah dengan ulama, cintai mereka karena Allah k. Bergaullah dengan orang-orang shalih dan jauhi orang-orang jahat yang dapat merancukan pemahaman agamamu serta membuatmu terpikat dengan dunia. Semua ini sepantasnya engkau lakukan dalam upaya menjaga hidayah yang Allah k anugerahkan kepadamu. Satu lagi yang penting, jangan engkau jual agamamu karena menginginkan dunia, karena ingin harta, tahta, dan karena cinta kepada lawan jenis. Sekali-kali janganlah engkau kembali ke belakang. Kembali kepada masa lalu yang suram karena jauh dari hidayah dan bimbingan agama. Ingatlah:

“Maka tidak ada sesudah kebenaran itu melainkan kesesatan.” (Yunus: 32)

Kata Al-Imam Al-’Allamah Muhammad Jamaluddin Al-Qasimi t, “Kebenaran dan kesesatan itu tidak ada perantara antara keduanya. Maka, siapa yang luput dari kebenaran mesti ia jatuh dalam kesesatan.” (Mahasinut Ta’wil, 6/24)

Lalu apa persangkaanmu dengan orang yang tahu kebenaran dari kebatilan, semula ia berjalan di atas kebenaran tersebut, berada di dalam hidayah, namun kemudian ia futur (patah semangat, tidak menetapi kebenaran lagi, red.) dan lisan halnya mengatakan ‘selamat tinggal kebenaran’? Wallahul Musta’an. Sungguh setan telah berhasil menipu dan mengempaskannya ke jurang yang sangat dalam.

Ya Allah, wahai Dzat Yang Membolak-balikkan hati tetapkanlah hati kami di atas agama-Mu, di atas ketaatan kepada-Mu. Amin ya Rabbal ‘alamin ….

Wallahu ta'ala a’lam bish-shawab.

57 Hari

Oleh Niken Wulansari
Cuma 57 Hari Raya Islam Ntu
oleh Sukpandiar Idris Advokat Assalafy pada 24 September 2011 jam 0:35
Dari Uqbah bin Amir, "Sesungguhnya hari ARAfah, hari Nahr ( Tanggal 1o Dzulhijjah-ABu Hada), dan hari hari Tasyriq ( 11, 12 dan 13 Dzulhijjah-SI) adalah hari-hari kita umat Islam. Hari-hari itu adalah hari-hari makan dan minum" (HR.Nasai No.3004 dan lainnya, dan di shahihkan oleh Albany.

Ummu Abdillah binti Syaikh Muqbil mengatakan,' Jika 5 hari yang ada pada hadits di atas , di tambah dengan 'iedul fitri dan hari Jumat ( Mengapa hari Jumat di sebut Hari Raya?, note beserta dalilnya dah pernah ABu Hada Buat) yang merupakan hari pertama dalam setiap pekanmya sebagaimana yang disebutkan  dalam hadits dari Abu Hurairah" Kami adalah umat yang terakhir namun sekaligus umat yang pertama ( HR.Muttafaq 'alaihi) maka terkumpullah 7 hari 'Id bagi kaum muslimin  dan TIDAK BOLEH  bagi kaum muslimin untuk memilkii hari raya yang lebih dari 7 hari tersebut. Sumber Majalah Al-Furqon Ayawal 1432.

Komentar Abu Hada
Jika Mau di tambahkan hari Raya umat islam dalam 1 tahun> 5 hari raya Idul Adha +1 Hari 'Idul Fitri + 51 Hari Jumat= >57 Hari Raya, masih belum cukup?
Dengan demikian, Hari Raya Isra Miraj, Hari raya Maulid ( Mau Maulid Nabi Shallsllshu 'slsihi wasllam, hari lahir orang 'alim atau hari raya Orang tua, apa lagi hari raya/ hari lahir diri sendiri, juga harla-harla lembaga lainnya). Juga tak ada hari raya Anak Yatim, , Hari Raya Nuzul Quran. DEMIKIAN PULA HARI RAYA Yang di buat oeh negara hari raya kemerdekaan, hari raya Ibu, Hari Tani dan seterusnya. Juga hari raya kematian , Hari Raya yang dibalut dengan " Tasyakuran" ( baik itu syukuran naik pangkat, menempati rumah baru, naik kelas ,  rezeki nomplok , lolos dari maut, sembuh dari sakit parah dan lainnya. Sebentar lagi banyak yang merayakan walimah safar ( hari raya berangkat haji_AH)

Lebih parah lagi hari raya tahun baru 1 Januari , itu jelas miliknya kaum Protestan!.

Dengan demikian hari Raya dalam Islam adalah suatu yang telah di tetapkan oleh Allah ta'ala dan Rosulullah shallallahu 'alaihi wasllam dan bukan di tetapkan oleh manusia. Selesai.

Cikarang Barat, 24 Syawal 1432 H/ 23 September 2011 Jam.00.  WIB
Tukang Herbal, Cari Ilmu, n Advokat (0811195824)

blog-sukpandiaridrisadvokatassalafy.blogspot.com

MENGAPA WANITA HARUS BERHIJAB?

Selasa, 30 Nopember 2010 16:31:29 WIB



Pertanyaan ini sangat penting namun jawabannya justru jauh lebih penting. Satu pertanyaan yang membutuhkan jawaban yang cukup panjang. Jilbab atau hijab merupakan satu hal yang telah diperintahkan oleh Sang Pembuat syariat. Sebagai syariat yang memiliki konsekwensi jauh ke depan, menyangkut kebahagiaan dan kemashlahatan hidup di dunia dan akhirat. Jadi, persoalan jilbab bukan hanya persoalan adat ataupun mode fashion Jilbab adalah busana universal yang harus dikenakan oleh wanita yang telah mengikrarkan keimanannya. Tak perduli apakah ia muslimah Arab, Indonesia, Eropa ataupun Cina. Karena perintah mengenakan hijab ini berlaku umum bagi segenap muslimah yang ada di setiap penjuru bumi.



Berikut kami ulas sebagian jawaban dari pertanyaan di atas:



Pertama : Sebagai bentuk ketaatan kepada Allah dan RasulNya.

Ketaatan merupakan sumber kebahagian dan kesuksesan besar di dunia dan akherat. Seseorang tidak akan merasakan manisnya iman manakala ia enggan merealisasikan,mengaplikasikan serta melaksanakan segenap perintah Allah dan RasulNya.



Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman.



وَمَن يُطِعِ اللهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا



"Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar". [Al Ahzab:71]



Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.



ذَاقَ طَعْمَ الإِيماَنِ مَنْ رَضِيَ بالله رَباًّ وَبالإسْلامِ دِيْناً وَبِمُحَمَّدٍ رَسُوْلًا.



"Sungguh akan merasakan manisnya iman, seseorang yang telah rela Allah sebagaiRabb, Islam sebagai agama, dan Muhammad sebagai Rasul utusan Allah". [HR Muslim].



Kedua : Pamer aurat dan keindahan tubuh merupakan bentuk maksiat yang mendatangkan murka Allah dan RasulNya.



Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman.



وَمَن يَعْصِ اللهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلاَلاً مُّبِينًا



"Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan RasulNya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata". [Al Ahzab:36].



Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.



كُلُّ أُمَّتِي مُعَافىً إلاَّ المُجَاهِرُن.



"Setiap umatku (yang bersalah) akan dimaafkan, kecuali orang yang secara terang-terangan (berbuat maksiat)". [Muttafaqun alaih].



Sementara wanita yang pamer aurat dan keindahan tubuh sama artinya dia telah berani menampakkan kemaksiatan secara terang-terangan.



Ketiga : Sesungguhnya Allah memerintahkan hijab untuk meredam berbagai macam fitnah (kerusakan)



Jika berbagai macam fitnah redup dan lenyap, maka masyarakat yang dihuni oleh kaum wanita berhijab akan lebih aman dan selamat dari fitnah. Sebaliknya, masyarakat yang dihuni oleh wanita yang gemar bertabarruj (berdandan seronok), pamer aurat dan keindahan tubuh, sangatlah rentan terhadap ancaman berbagai fitnah dan pelecehan seksual serta gejolak syahwat yang membawa malapetaka dan kehancuran yang sangat besar. Jasad yang bugil jelas akan memancing perhatian dan pandangan berbisa. Itulah tahapan pertama bagi penghancuran dan pengrusakan moral dan peradaban sebuah masyarakat.



Keempat : Tidak berhijab dan pamer perhiasan akan mengundang fitnah bagi laki-laki.



Seorang wanita apabila memamerkan bentuk tubuh dan perhiasannya di hadapan laki-laki non mahram, jelas akan mengundang perhatian kaum laki-laki hidung belang dan serigala berbulu domba. Jika ada kesempatan mereka pasti akan memangsa dengan ganas laksana singa sedang kelaparan.

Seorang penyair berkata,



نظرة فإبتسامة فسلام * فكلام فموعد فلقاء.



"Berawal dari pandangan lalu senyuman kemudian salam disusul pembicaraan lalu berakhir dengan janji dan pertemuan".



Kelima : Seorang wanita muslimah yang menjaga hijab, secara tidak langsung ia berkata kepada semua kaum laki-laki,“Tundukkanlah pandanganmu, aku bukan milikmu dan kamu juga bukan milikku. Aku hanya milik orang yang dihalalkan Allah bagiku. Aku orang merdeka yang tidak terikat dengan siapapun dan aku tidak tertarik dengan siapapun karena aku lebih tinggi dan jauh lebih terhormat dibanding mereka.”



Adapun wanita yang bertabarruj atau pamer aurat dan menampakkan keindahan tubuh di depan kaum laki-laki hidung belang, secara tidak langsung ia berkata, “Silahkan anda menikmati keindahan tubuhku dan kecantikan wajahku. Adakah orang yang mau mendekatiku? Adakah orang yang mau memandangku? Adakah orang yang mau memberi senyuman kepadaku? Ataukah ada orang yang berseloroh,“Aduhai betapa cantiknya dia?”. Mereka berebut menikmati keindahan tubuhnya dan kecantikan wajahnya hingga mereka pun terfitnah.



Manakah di antara dua wanita di atas yang lebih merdeka? Jelas, wanita yang berhijab secara sempurna akan memaksa setiap lelaki untuk menundukkan pandangan mereka dan bersikap hormat ketika melihatnya, hingga mereka menyimpulkan bahwa dia adalah wanita merdeka, bebas dan sejati.



Oleh karena itu, Allah Subhanahu wa Ta'ala menjelaskan hikmah di balik perintah mengenakan hijab dengan firmanNya.



ذَلِكَ أَدْنَى أَن يُعْرَفْنَ فَلاَ يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللهُ غَفُورًا رَّحِيمًا



"Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Pengasih". [Al Ahzab : 59]



Wanita yang menampakkan aurat dan keindahan tubuh serta kecantikan parasnya, laksana pengemis yang merengek-rengek untuk dikasihani. Tanpa sadar mereka rela menjadi mangsa kaum laki-laki bejat dan rusak. Dia menjadi wanita terhina, terbuang, murahan dan kehilangan harga diri dan kesucian. Dan dia telah menjerumuskan dirinya dalam kehancuran dan malapetaka hidup.



SYARAT-SYARAT HIJAB

Hijab sebagai bagian dari syariat islam, memiliki batasan-batasan jelas. Para ulama pembela agama Allah telah memaparkan dalam tulisan-tulisan mereka seputar kriteria hijab. Setiap mukminah hendaknya memperhatikan batasan syariat berkaitan dengan hijab ini. Menjadikan Kitabullah dan Sunnah NabiNya sebagai dasar rujukan dalam beramal, serta tidak berpegang kepada pendapat-pendapat menyimpang dari para pengekor hawa nafsu. Dengan demikian tujuan disyariatkanya hijab dapat terwujud, bi’aunillah.



Diantara syarat-syarat hijab antara lain:



Pertama : Hendaknya menutup seluruh tubuh dan tidak menampakkan anggota tubuh sedikitpun selain yang dikecualikan. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman.



وَقُل لِّلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلاَيُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلاَّمَاظَهَرَ مِنْهَا وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ



"Dan katakanlah kepada wanita-wanita mukminat, hendaklah mereka menundukkan pandangan mereka dan janganlah menampakkan perhiasan mereka kecuali yang biasa nampak dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dada mereka". [An Nuur:31].



Dan juga firman Allah Subhanahu wa Ta'ala.



يَآأَيُّهَا النَّبِيُّ قُل لأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَآءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِن جَلاَبِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَن يُعْرَفْنَ فَلاَ يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللهُ غَفُورًا رَّحِيمًا {59}* لَّئِن لَّمْ يَنْتَهِ الْمُنَافِقُونَ وَالَّذِينَ فِي قُلُوبِهِم مَّرَضٌ وَالْمُرْجِفُونَ فِي الْمَدِينَةِ لَنُغْرِيَنَّكَ بِهِمْ ثُمَّ لاَيُجَاوِرُونَكَ فِيهَآ إِلاَّ قَلِيلاً



"Wahai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin,“Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang". [Al Ahzab : 59].



Kedua : Hendaknya hijab tidak menarik perhatian pandangan laki-laki bukan mahram. Agar hijab tidak memancing pandangan kaum laki-laki maka harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:



-. Hendaknya hijab terbuat dari kain yang tebal tidak menampakkan warna kulit tubuh.

-. Hendaknya hijab tersebut longgar dan tidak menampakkan bentuk anggota tubuh.

-. Hendaknya hijab tersebut bukan dijadikan sebagai perhiasan bahkan harus memiliki satu warna bukan berbagai warna dan motif.

-. Hijab bukan merupakan pakaian kebanggaan dan kesombongan.

Berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam berikut.



من لبس ثوب شهرة في الدنيا ألبسه الله ثوب مذلة يوم القيامة ثم ألهب فيه النار.



"Barangsiapa yang mengenakan pakaian kesombongan di dunia maka Allah akan mengenakan pakaian kehinaan nanti pada hari kiamat kemudian ia dibakar dalam Neraka”. [HR Abu Daud dan Ibnu Majah, dan hadits ini hasan]



-. Hendaknya hijab tersebut tidak diberi parfum atau wewangian. Dasarnya adalah hadits dari Abu Musa Al Asy’ary Radhiyallahu 'anhu, dia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.



أَيُّماَ امْرَأَةٍ اسْتَعْطَرَتْ فَمَرَّتْ عَليَ قَوْمٍ لِيَجِدوُا رِيْحَهَافهي زَانِيَةٌ.



"Siapapun wanita yang mengenakan wewangian lalu melewati segolongan orang agar mereka mencium baunya, maka ia adalah wanita pezina". [HR Abu Daud, Nasa’i dan Tirmidzi, dan hadits ini Hasan]



Ketiga : Hendaknya pakaian atau hijab yang dikenakan tidak menyerupai pakaian laki-laki atau pakaian wanita kafir. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.



مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ.



"Barangsiapa yang menyerupai kaum maka dia termasuk bagian dari mereka". [HR Ahmad dan Abu Daud]



Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam mengutuk laki-laki yang mengenakan pakaian wanita serta mengutuk wanita yang berpakaian seperti laki-laki. [HR Abu daud Nasa’i dan Ibnu Majah, dan hadits ini sahih].



Catatan :

Syaikh Albani dalam kitabnya Jilbab Al Mar’ah Al Muslimah Fil Kitab Was Sunnah mengatakan, menutup wajah adalah sunnah hukumnya (tidak wajib) akan tetapi yang memakainya mendapat keutamaan. Wallahu a’lam



Tulisan ini saya tujukan kepada saudari-saudariku seiman yang sudah berhijab agar lebih memantapkan hijabnya hanya untuk mencari wajah Allah. Juga bagi mereka yang belum berhijab agar bertaubat dan segera memulainya sehingga mendapat ampunan dari Allah Azza wa Jalla.



Wallahu waliyyut taufiq

(Ummu Ahmad Rifqi )



Maraji’:

-Al Afrah, Ahmad bin Abdul Aziz Hamdani.

-Tanbihaat Ahkaami Takhtasu Bil Mukminaat, Dr. Shalih Fauzan bin Abdullah Al Fauzan.

-Jilbab Al Mar’ah Al Muslimah Fil Kitabi Was Sunnah, Syaikh Nashiruddin Al Albani.



[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 04/Tahun VII/1424H/2003 Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 08121533647, 08157579296]



http://almanhaj.or.id/content/2916/slash/0

SEMANGAT HUSNUDZHON.

berpapasan dengan seorang teman yg berada di atas kendaraan bermotor,..
sempat ia menoleh sesaat,..tapi tanpa ekspresi...
husnudzhon,..mngkin ia sedang berpikir keras hingga tak mmpu mngeluarkan ekspresi senyumnya..
atau.. ia belum terlalu mahir berkendara sehingga takut terjatuh jika tak fokus ke depan
bertemu dengan seorang tetangga,..ia menoleh,..engkau tersenyum..tapi tolehanya hanya sesaat, ia segera berpaling,..
husnudzhon,..mungkin senyum itu kurang lebar shingga ia mengira engkau hanya mengkulum mulutmu

menelpon seorang teman,..tapi tak di angkat-angkat,..
husnudzhon,..mungkin ia sedang sangat letih sehingga tak mampu mengangkat dan membalas sapaanmu atau hp-nya ia silent

menyapa seorang teman,ketika berpapasan,..tapi ia hnya terdiam tak membalas,melirikpun sesaat,...
husnudzhon,..mungkin ia sedang sakit gigi dan sariawan,shingga u/menyapa kembali atau sekedar senyum agak susah untuknya ^^

mengetuk pintu rumah seorang teman,..tapi pintu tak di buka-buka,..
husnudzhon,..mungkin ia sedang tertidur atau ia benar-benar tak mendengar ketukanmu yg pelan..

kau tegur sapa seorang teman di dinding facebooknya atau kau komentar dalam beberapa statusnya..
tapi tak satupun ia berikan komentar balasan,..
husnudzhon...mungkin kesibukanya menghalangi ia membalas komentar-komentarmu,..
atau..jaringan internet di rumahnya cukup lemot sehingga susah untuk membalas komentar-komentarmu..

husnudzhon,..husnudzhon,...!!
kedepankan itu u/saudari-saudarimu fillaah,..
karena merekalah yang paling berhak menerima prsangka baikmu..
lewat mereka kau mendulang amal..
dan lewat mereka kau belajar sabar akan karakter-karakter mereka..
husnudzhon,..
sambil kmbali mengintrospeksi diri,..
mungkin dalam kepala mereka engkau tak sebaik yang engkau pikirkan tentang dirimu (narsis.com ^^)..

SEMANGAT HUSNUDZHON !!